kau lelah memangku ingin, saat rekah-rekah anak langit memanggil angin. paduan bunyi menghempas awan-awan, segera gugurkan butir-butir hujan. kau masih saja berkutat di sudut-sudut malam, memetik sketsa-sketsa suram.
menjadi luar biasa, bukan tiba-tiba. tak pula sekerlip mata. akan ada rasa, sajikan bekas luka-luka. juga asa yang bersenda dengan sekujur duka. kau lupa?
tangan dipangku, kaki mencengkram. kepala bergelantungan, hujamkan suara-suara mencekam. pantulan bunyi, paparkan risau-risau nyeri. menitip ngeri, Â nada kematian-kematian sepi.
tarianmu mengacak rasa dan asa. bergelombang menyerupai samudera. dan, terpelanting dari daratan mimpi. serak berteriak, ibakan hati anak negeri. kau terlupa?
taringmu tak lagi bersimbah darah, tapi bernanah. berjejak di setiap jengkal malam, merajam silam. kau pergi, saat matahari kembali.
Curup, 12.03.2019
zaldychan