Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Hingga Waktu Ujarkan Usai

5 Februari 2019   19:42 Diperbarui: 5 Februari 2019   20:22 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by : pixabay.com

maafkan aku! kerasku bukan batu. hanya tak terbiasa lantunkan nyanyian merdu. berujar rindu, bersayap pilu, berucap cemburu, menitip sembilu.

aku tahu. kau pasti bertahan dengan diammu. anggun bersandar di bawah pohon meihua. bunga berwarna merah jambu, bergradasi indah dengan baju merahmu. matamu lembut menatapku.

aku menitip janji di matamu. salahkah jika kutanyakan. untuk apa kau datang, jika kutangisi pergimu? mengapa kau biarkan, jika akhirnya kutelisik sepi?

senja tak akan mengusik diammu. pun, mengalahkan pendar lampion di ranting pohon mei hua. dua kelopak bunga merah jambu itu, lebih dulu singgah di bahumu. ada senyummu untukku. dulu, aku pernah miliki pemilik senyum itu.

maafkanlah! aku kalah oleh waktu yang menipuku. senjaku, rasaku juga rinduku. tak akan pernah lagi sama seperti dulu. kau pun tak akan pernah temui nisanku.

saat senja. kau bersandar di pohon mei hua. berbunga merah jambu. merah warna bajumu. tersenyum di bawah pendar cahaya lampion. hanya potret itu, yang tersisa milikku. biarkan kumenanti, hingga waktu ujarkan usai.

Curup, 05.02.2019
zaldychan - Aksara dan Cinta

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun