Usai satu minggu. Kau dan aku tak bertemu. Aku ingin tahu, apakah kau sepertiku? Menitip kata rindu pada lalu waktu. satu minggu lewati hari. Menikmati Idul fitri, berjumpa keluarga, bersua teman lama. Tapi tidak tentang rasa. usai pamitmu padaku saat itu.
"Bang!"
"Iya?"
"Nik, satu minggu di Ketenong!"
"Aku tunggu!"
"Tapi..."
"Balik ke Padang bareng, kan?"
Tanyaku keliru! Kau tak lagi menatapku. Berpaling. Memainkan jemarimu, menahan sesakmu. Aku diam. Tak lagi menunggu jawaban. Tak perlu! Bening itu, jawabanmu.
Seperti pagi ini. Saat hadirmu diihadapku. Kukira tak kualami. rasa yang sama. rindu yang sama. Â
Â
"Dari mana?"
"Kantor Pos!"
"Dari Ketenon?"
"Sore kemaren."
"Ooh!"
"Nik, siang ini ke Bengkulu!"
"Eh.."
"Berangkat ke Padang dari situ!"
"Hah?"
"Abang kapan ke Padang?"
"Kan menunggumu!"
Kali ini kau datang. Hanya untuk ucapkan kau harus pergi. Kau diam, aku pun diam. Kau juga aku biarkan sunyi telisik hati.
Lekat aku menatapmu. Kau tahu makna tatapan itu. Amarahku juga sikapku. Kau mengerti. Mataku ungkapkan itu. Pergi ke kantor pos adalah caramu juga alasanmu. Agar bertemu aku.
"Maafkan Nunik, Bang."
Akh...! Aku tahu, akan selalu bertemu. kalimat itu. Sudah keputusanmu. Jika ingin bersama, orang lain tak perlu tahu. Aku hormati pilihanmu. Walau tak mengerti. Butuh waktu agar aku tahu. Kau putuskan begitu.
Kau pun tahu. Inginku bersamamu, itu pilihanku. Aku mesti berpihak pada keputusanmu. Dan aku juga tahu. sejak mula, kau kumiliki. aku harus selalu bertemu mata air matamu. Hingga waktu ujarkan usai.
***
#Nik
#GetMarried #PowerofLove
