dulu, aku pernah membenci hujan. ketika ayun langkah kakiku tertahan. menjemput rindu yang kau simpan.
aku mengenang tangismu saat menjemput pagi. ketika jari manis tangan kirimu tertusuk duri. hingga aku pun membenci mawar. dan, bertahun kubiarkan ditelan belukar.
sepagi ini, ditemani secangkir kopi. aku menguak birumu yang terpapar residu kelabu. luapkan oksidan piluku di bilik lamun. aku pun terlupa membenci embun.
Curup, 30.01.2019
Aksara Cinta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!