kau berteriak! tuturan syahdu, tergerus gincu berdebu. tatapan teduh, lebam dihujam cabikan cetakan biru. akh...! Kenapa tak kau urai dan bentangkan lilitan putih di kepalamu?
wajahmu seperti rambutmu. abu-abu! menyajikan pesona lugu nan semu. pada wajah-wajah lusuh. pada jiwa-jiwa rusuh. adakah ujung langit mulai runtuh?
jemarimu sembunyikan kepalan palu. menghajar selasar podium malu. kakimu menginjak hati pemilik prasasti mati. kenapa biarkan hatimu tak berpintu?
kau rangkul aku, mengajak singgah di ufuk rindu. aku tetiba bisu. ingin seperti  batu. aku ingin tahu caramu, menjemput waktu yang berlalu?
Curup, 28.01.2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H