Lelaki berkacamata hitam itu berkata :
"Cuaca cerah! Saatnya beraksi! Â Mari lakukan yang kita bisa. Tak usah terpengaruh ujaran orang! Sekecil apapun yang kita lakukan hari ini. Untuk masa depan generasi bangsa ini!"
Tepukan bergemuruh. Hadirin berlomba merangsek ke barisan paling depan. Berdesakan dan rebutan ajukan tangan. Ajakan salam ditukar lambaian. Â
Beberapa yang cukup beruntung. Berteriak histeris, mampu foto bersama. Tak peduli hasil jepretan merusak tatakrama fotografi. Kecepatan jari di keyboard Handphone berpacu senyum bahagia. Update status sudah dilakukan!Â
Tergopoh, punakawan milenial menjadi pagar. Agar lelaki berkacamata hitam itu. Mampu melangkah cepat menuju kendaraan roda empat berkaca gelap.Â
raungan dari kendaraan pemandu berjenis roda dua dan roda empat. Kuasai jalanan. Diiringi deret kendaraan berisi lelaki berkacamata hitam dan para punakawan.Â
Kerumunan berangsur bubar. berjalan pulang dengan riang. Membawa cerita dan berita pertemuan berdurasi empat puluh tujuh menit. Tentang sosok lelaki berkacamata hitam. Sesekali tersenyum bahkan tertawa. Melihat respond dari status yang baru di update!Â
Dalam kendaraan roda empat berkaca gelap. Lelaki berkacamata hitam itu. Sudah berganti pakaian. Memegang secarik kertas yang diserahkan salah satu punakawan. Tekun membaca coretan tangan yang terburu ditulis :
"Pak, Nasi kotak segera di makan! Masih tiga lagi pertemuan hari ini. Â tak usah bicara panjang. Jaga stamina! Undangan dan permintaan tatap muka sedang disusun ulang!"
Lelaki itu melempar pandang keluar jendela. Tak lagi tersenyum memandang gambar diri penuhi kiri-kanan jalan. Â
Curup, 09.01.2019