Dari jauh. Lelaki kecil terlihat berlari menembus sisa hujan. Tanpa sungkan, menyusup diantara jama'ah yang memenuhi tenda.
"Om! Posko untuk Tsunami, kan?"
Pertanyaan lugas meluncur deras. Mata itu tegas menunggu jawaban. Tubuhnya dipenuhi tatap mata ingin tahu dari kumpulan orang dewasa di sekitarnya. belum sempat terjawab. Sosok lelaki nyaris empatpuluhan. Berdiri di belakang si Kecil. Tersenyum anggukkan kepala.
"Maaf, Bang! Ini Ilham, anakku."
Si kecil tak berikan senyuman. Tangan kecilnya gemetar. Menyentuh pinggir meja. Memegang gulungan kertas berwarna putih. Matanya menatap halaman buku. Mengeja barisan identitas donatur. Perlahan wajah itu menatap ayahnya.
"Yah..."
Wajah kecil itu sedikit ragu. Tak lagi tegas menatap petugas beralih memandang wajah ayah. Perlahan membuka telapak tangan. Mengurai lembar uang ribuan. Dihamparkan pelan di atas meja.
 "Tigapuluh tujuh ribu boleh, Om?"
Nyaris berbisik. Mencoba menyakinkan diri. Si Kecil menatap lurus ke petugas posko. Sang Ayah, mengusap pelan kepala anaknya. Petugas Posko tersenyum. Sambil anggukkan kepala. Menyerahkan pena dan menggeserkan buku. Mendorong si kecil untuk menulis identitasnya.
"Berapa aja boleh! Tulis Nama juga alamat, ya?"
"Oom saja!"