Untuk contoh kasus yang lain adalah kegigihan Jokowi untuk membenahi Tanah Abang,membenahi para pedagang kaki lima yang mengkooptasi jalanan untuk berdagang,tanpa perlu kita ulangi apa yang dilakukan,kita bisa mengatakan bahwa Jokowi dan Ignasius Jonan telah berhasil menjalankan fungsi sebagai pemimpin yang menyelesaikan masalah. Demikian juga dengan JusufKalla,kepemimpinannya mampu menyelesaikan masalah,kita tahu bagaimana sepak terjangnya menyelesaikan masalah Aceh,konversi minyak tanah ke gas dan sebagainya,ia cepat bertindak,maka sloganya lebih cepat lebih baik,sangat populer sampai saat ini.
Saat ini,masyarakat khususnya di kota-kotasemakin pandai melihat pemimpinnya,mereka membutuhkan pemimpin yang bergerak,tidak peduli tampangnya pas-pasan,badannya kecil,gelarnya sedikit,macam JK,Jokowi dan Jonan ,mereka kecil-kecil tapi nyalinya besar,lebih besar dari seorang jenderal gagah sekalipun. Ketertarikan kita bukan karena gaya bicaranya top marketop dan sistematis,tapi karena mereka mampu melakukan perubahan, bukankah pemimpin sejati di nilai dari perubahan yang dilakukannya. Persis seperti kata Jhon C Maxwll dalam bukunya yang berjudul “ Developing The Leader Within You Workbook” bahwa tes akhir dari kepemimpinan seseorang adalah menciptakan perubahan yang positif”. Untuk menciptakan perubahan seorang pemimpin harus bergerak,harus bertindak dan menyelesaikan masalah yang dihadapinya bukan mendiamkan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI