Oleh karena impian rakyat Indonesia akan pemimpin yang sesungguhnya kian membuncah,maka segala sesuatu tentang kepemimpinan publik menarik untuk dilihat dari berbagai sisi. Rakyat sekarang butuh pemimpin yang energik, cekatan dan merakyat. Orang yang energik, cekatan dan merakyat biasanya tidak mementingkan formalitas, tidak sombong dengan jabatan yang disandangnya,tidak kaku,murah senyum dan ringan bergerak. Sekat-sekat pembatas antara dirinya dengan rakyat tidak jauh terlihat. Ia dekat dengan rakyatnya tidak hanya pada waktu pemilu atau saat membutuhkan dukungannya.
Banyak pejabat publik yang dipilih oleh rakyat dalam berbagai tingkat pemilu yang yang jauh dari semangat kepemimpinan sejati, mereka susah ditemui,susah diwawancarai,berat bergerak dan mentamengi diri mereka dengan staf yang berlapis-lapis, sehingga akhirnya mereka berjarak dengan rakyatnya.
Karena jarang melihat perilaku pemimpin yang gesit, cekatan dan merakyat,maka sedikit perilaku dari Dahlan Iskan dan Jokowi cukup membuat kehausan sebahagian rakyat Indonesia akan pemimpinnya dapat terasakan. Dahlan itu pengusaha,ia sukses dengan medianya,ia kaya,dianggap sukses memimpin PLN,tapi ia tidak canggung menbawa sendiri mobilnya,pergi menaiki kereta api yang berjubel,makan soto di stasiun kereta dan berlari-lari mengejar ojek untuk pergi ke istana. kakinya dan tangannya ringan bergerak, berbeda dengan pejabat lain yang sepertinya keberatan dengan jabatanan sehingga harus di bantu dan kawal kemana-mana.
Demikian pula dengan Jokowi, sama seperti Dahlan ia juga seorang pengusaha. Sebagai Walikota Solo ia dianggap berhasil membangun Solo,sehingga ia terpilih untuk kedua kalinya dengan suara lebih dari 90%,luar biasa. Yang menarik sama seperti Dahlan, Jokowi pun cekatan, bagaimana ia dengan sigapnya memanfaatkan momentum mobil Esemka yang dibuat oleh siswa SMK Solo untuk mendengkungkan produk mobil lokal yang selama ini tidak pernah diberitakan secara luas. Luar biasa, dengungan produk lokal yang seharusnya dilakonkan oleh Presiden atau Wapres atau Menteri perindustrian diambil alih oleh tokoh lokal sekelas walikota.
Selain energik,cekatan, merakyat dan sama-sama pengusaha ada satu hal lagi yang mirip diantara keduanya,yaitu sama-sama kurus. Memang tidak ada kajian tentang kepemimpinan dengan bentuk tubuh sesorang, namun seorang pemimpin yang gemuk akan menyulitkan ia bergerak dan melangkah. Sama juga dengan JK yang enerjik,tubuhnya juga kecil dan kurus.
Kita tentu tidak ingin memuja-muji keduanya,tetapi cuma berharap bahwa pemimpin yang lain juga dapat mencontohnya,sehingga rakyat merasa tidak tersiakan diera demokrasi ini dan semakin sering melihat pejabat yang energik,cekatan dan merakyat. Tidak hanya meraka berdua. Hal lain, kriteria kita untuk melihat,menilai dan memilih seorang pemimpin semakin jelas dengan sedikit gebrakan mereka,tidak perduli apakah mereka akan meraih jenjeng kepemimpinan yang lebih tinggi atau tidak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H