Mohon tunggu...
Zaldy Zaldy
Zaldy Zaldy Mohon Tunggu... -

Rakyat Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Politik

Gaya Obama Di Indonesia

2 Januari 2012   17:21 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:25 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kalau lihat Obama naik tangga pesawat sambil lari-lari kecil dan kemudian berbalik melambai-lambaikan tangan ke wartawan dan media massa,rasanya  enak aja dilihat. Atau ketika ia ke Indonesia dan berbicara di UI,kita bisa lihat gayanya yang nyantai dan dengan ringannya turun ke pendengar dan berusaha menyalami satu-persatu orang di baris terdepan dengan gayanya yang enerjik seolah  melepas segala formalitas  jabatannya, rasanya enak aja di pandang. Melihat gaya Obama,seperti melihat seorang pemimpin yang nyantai, enerjik,tidak kaku, yang kaki dan tangannya begitu ringan melangkah dan bergerak. Dulu, pernah juga melihat George Bush Junior yang ditolak kedatangannya di kebun raya Bogor oleh sebagian masyarakat Indonesia, yang keluar dari mobilnya dengan cara melompat kecil dari pintu mobilnya, orang tentu terkaget. Walaupun kita tidak suka dengan kebijakannya, namun gayanya keluar dari mobil memperlihatkan gayanya yang santai dan enak dilihat.

Melihat gaya pemimpin Korut yang baru saja meninggal Kim Jong Il,membuat sebagian orang tentu ada yang tidak sreg, dengan perut gendut,tanpa senyum, rambut terpotong pendek dan berjambul didepan,berpakaian safari,berjalan dengan pelan  dan sekali-kali melambai-lambai tangan,menyiratkan sesuatu yang begitu kaku dan formal. Anehnya anaknya Kim Jong Un, yang diangkat sebagai penggantinya pun dipaksa harus sebangun dengan gaya ayahnya. Anak yang masih muda itu diperlihatkan sedang berjalan dengan perut yang gemuk,muka tanpa senyum,rambut pendek dan berjambul didepan,bersafari dan berjalan pelan-pelan persis mendiang ayahnya. Dengan gaya yang berbeda itu, tampaknya gaya yang dipelihatkan Obama sangat mengena untuk banyak orang,gayanya yang enerjik bukan saja membuat kita tersenyum, tapi juga  mampu mendorong semangat kita,walaupun bukan rakyatnya.

Kita sadar atau tidak sadar,sebenarnya juga mengharapkan seorang pemimpin yang enerjik. Pemimpin yang bisa melepaskan sekat-sekat formalitas,ringan tangan (bukan pencuri tentunya),kaki yang terlihat ringan untuk melangkah,tersenyum dengan tulus, bisa berlari-lari kecil seperti Obama misalnya. Kita berharap seperti itu tentunya. Tapi kenyataannya kita tidak pernah melihat hal seperti ini. Presiden kita umumnya kaku,terlalu formal, sehingga gayanya susah untuk membangkitkan semangat orang yang melihat penampilanya. Kalau penampilanya sudah kaku seperti itu, bagaimana tentu dengan pikiran dan perbuatannya.

Makanya, ketika Dahlan Iskan,memperlihatkan penampilan yang berbeda, maka banyak orang yang terheran-heran dan mendukung gayanya yang tidak formal, tidak kaku, apa adanya,gampang senyum yang seolah jabatan yang diemban  bukan sebuah beban. Hal ini tentu beda dengan pejabat lainnya yang terlalu birokratis yang kaki dan tangannya seolah berat untuk melangkah.

Oke,penampilan tentu bukan satu-satunya penilaian kita terhadap seorang pemimpin, ada unsur lainnya apakah itu kapasitas,karakter,visi dan misi yang diembannya. Tapi menetapkan penampilan pada pemimpin   yang enerjik  juga harus diperhatikan,agar rakyat menjadi terdorong,menjadi semangat bersamanya. Perhatikan presiden SBY, apakah kita sebagai  anak muda pernah termotivasi dengan gayanya berbicara atau penampilannya yang enerjik?. Apalagi sekarang presiden semakin terlihat gemuk dan sedikit berat untuk melambai dan melangkah.

Tahun 2014, kita tentu mengharapkan presiden yang terbaik buat kita, syukur-syukur bisa melihat presiden yang dengan santainya dapat berlari-lari kecil di tangga pesawat, ringan melambai dan menyalami orang,tidak gendut, murah senyum,tidak kaku dan bisa berkomunikasi dengan gaya yang santai. Gaya anak muda gitu!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun