Apakah ada orang bodoh di dunia ini? Ya, pada dasarnya seperti itu. Orang-orang sudah mengkotak-kotakkan manusia. Yang ini bodoh, yang ini pintar. Jangan main dengannya, ia bodoh. Bertemanlah dengannya, ia pintar. Dan masih banyak lainnya.
Bagi saya, bodoh itu tak ada. Yang ada hanya malas dan bukan kemauannya mempelajari itu. Saya suka sejarah, hukum, politik, dan beraneka-ragam ilmu sosial lainnya. Ketika mempelajari matematika, otak saya sedikit menyendat. "Angka ini fungsinya apa? Apakah ketika saya membeli telur, saya harus menggunakan rumus ini?" tanya saya pada diri saya.
Ada lagi, teman saya membenci pelajaran sejarah. Ia lemah di sejarah. Baginya, sejarah tak perlu dipelajari. Karena, terkadang ada sejarah yang dirubah. Ia lebih suka matematika, hasilnya pasti. Cuma sekadar memikirkan rumus, dapat jawaban. Simpel, katanya.
Apakah kami bodoh? Tidak. Saya dianggap pintar ketika berada di jajaran anak ilmu sosial, walaupun ilmu saya dangkalnya seperti air cucian piring. Sedangkan ketika berada di lingkungan anak-anak MIPA, saya seperti mematung bengong sendiri. Dan sebaliknya, teman saya pun begitu.
Artinya, tidak ada orang yang betul-betul menguasai segala hal. Semua orang punya minatnya masing-masing. Tugas kita adalah mengasah minat kita tadi dengan sungguh-sungguh. Bagaimana caranya? Belajar dengan tekun. Tekun belajar akan membuat kita profesional dalam bidang yang kita sukai dan kuasai. Bisa jadi, kita akan dianggap ahli dalam hal itu. Belum tentu lho orang lain ahli dalam hal yang kita kuasai.
Ketahuilah. Tidak ada manusia yang bodoh di dunia ini. Semua punya kemampuan masing-masing. Messi dengan sepak bolanya, Iko Uwais dengan pencak silatnya, dan kamu dengan bakatmu sendiri.
Ayo, terus kembangkan kemampuanmu. Jadikan cemooh sebagai motivasi. Buang semua rasa malasmu. Kau orang hebat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H