Setelah penulis telusuri ternyata pengaruh lingkungan sangat mempunyai dampak. Kita mulai saat SD, lingkungan mengajar saya bahwa definisi cantik itu putih, tinggi dan langsing artinya fisik adalah indikator cantik. langsung dah bayangan saya tertuju pada sosok diana pungky. Ini sosok yang nge hits bingit gara - gara sinetron Jinny Oh Jinny. Berkat sosok ini zaldi SD mengenal arti cantik.
Ditambah saat itu teman saya yang menjadi objek bully karena mempunyai paras yang dinilai kurang menarik, tubuh yang terpaksa menggunakan baju ukuran extra dan tinggi yang kurang ideal untuk anak SD. Hasilnya membenci seseorang maka kalimat "dasar sia kabogoh xxxxxxxxx" (dasar kamu pacar xxxxxxxxxx) atau di tulis nama orang ingin di ejek di bawahnya ada lambang hati biasa disebut lope dibawahnya lagi ada nama orang yang biasa di pake objek bully. Ditulis di papan tulis sebagai tanda ejekan, ditulis di buku orang di benci bahkan saking ingin mengejek ada yang menulis di tembok menggunakan arang atau spidol yang buat kacau dunia perbulian di SD. Diana Pungky dan perbulian terhadap orang itu membuat pemikiran zaldi waktu SD ikut kebiasaan jahiliyah bocah - bocah waktu itu. Semoga saya dapat bertemu dengan dia untuk meminta maaf aamin.Â
Fisik adalah indikator lanjut nih pas SMP, Alhamdulilllah berada di SMP yang sangat diperhitungkan di kota Tasikmalaya dan menyuguhkan atraksi paras yang mengagumkan ditambah kalau ada ce yang turun dari mobil. Ratingnya melonjak semakin tinggi dan jadi sasaran 'predator' wanita di sekolah, apalagi pas jadi kakak kelas dan ikut OSIS. Tujuan para 'predator' jelas cari buruan untuk menaikan gengsi dan sebagai bahan pamer apalagi kehadiran facebook yang menyertakan status relansionship buat para jomblo semakin terdeskriminasikan. Itu alasan wajah saya penuh dengan bercak - bercak deskriminasi stadium akhir hehe.Â
Fenomena unik dan aneh waktu itu datang dari sohib akrab saya yang sekarang gagah kuliah di Universitas Indonesia. Dia menyukai seorang yang jauh dari kata cantik dari definisi saya waktu itu. "sohib saya sakit atau apa ? dia punya gebetan kaya ginie, pusing dah pala zaldi" menanggapi waktu itu. Di pun tak mengerti alasan mengapa dia mencintai wanita tersebut. Sampai akhirnya ada moment ketika saya satu kelompok dengan wanita yang tengah dekat dengan sohib saya itu. Entah perasaan apa, saya cukup kagum dengan gaya bicara ditambah saat dia tampil depan kelas dengan cara bicara yang menurut saya waktu di luar expektasi seorang bocah SMP. "Kok bisa seorang yang tak masuk kualifikasi cantik menurut mata ini bisa membuat saya kagum, apakah ini mimpi? " pergelokan di hati semakin kuat tapi saat itu saya tak tahu apa namanya inner beauty
Saat SMA bisa dikatakan saya mulai belajar menghargai dan tidak membedakan wanita berdasarkan tampilan fisik. Tapi godaan di saat semakin memperkuat pengertian cantik itu putih, tinggi dan langsing dan semakin maraknya acara TV yang memajang paras sebagai tampilan utama membuat saya berganti - ganti idola. Tapi ada rasa hampa dan bosan ketika mengagumi wanita berdasarkan paras, apalagi saat saya masuk ekskul rohis. Saya mulai menyadari bahwa ada yang salah dengan cara padangan saya terhadap wanita. Mekipun istilah Inner beauty belum saya temukan, tapi saya benar - benar merasakan apa itu inner beauty di tahap.Â
Kuliah saya bertanya - tanya mengenai apa definisi inner beauty? bagaimana caranya seorang bisa meraih itu? Lalu apakah inner beauty hanya untuk wanita? pertanyaan itu segera saya tanggalkan, karena kesibukan dan pembelajaran di perkuliahan jauh lebih penting. Tapi tiba - tiba saya melihat seorang kakak kelas yang mengospek kami dan begitu di gilai di angkatan kami tapi kok saat berada di lingkungan kampus dia terlihat biasa saja. Dari peristiwa tersebut saya mengambil pelajaran bahwa waktu sangat berpengaruh terhadap cara pandang seseorang.
Alhamdulillah, Sekitar 2 tahun berlalu di masa bakti saya menuntut ilmu di Universitas Padjajaran saya mulai memahami apa itu inner beauty dan di tahun ketiga saya tahu, ternyata kunci dari Inner beauty adalah sikap yang amat terjaga, baik dan elegan. Apalagi jika di tunjang dengan karya dan prestasi..
Jadi penulis dapat katakan jadilah seorang yang mudah terasa cantik dengan memiliki sikap yang baik tentu dari hati yang baik, bukan berarti penulis mengabaikan penampilan raga itu juga penting. Karna coba bayangkan anda menikah dengan seorang yang punya sikap baik sesuai dengan yang anda harapakan tapi jarang mandi, rambut acak - acakan dan buang angin setiap saat setiap waktu. Tentu anda akan ilfeel dan bosan menunggu dia bolak balik karna kentut setiap saat setiap waktu.
So kita hargai diri kita sendiri setinggi mungkin dengan menjaga sikap dan menjadi seorang yang mudah disukai sehingga mudah dikatakan Cantik.. aamin Â
Tulisan berikutnya akan membahas contoh - contoh sikap inner beauty yang ternyata mudah kita temui di lingkungan kita sehari2
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H