Kala pagi mendatangiku sedang tertidur lelap, sungguh asyik aku dibuatnya dengan hembusan angin sejuk dingin masuk ke dalam ruang kalbuku, terbangun aku diantara tumpukan bantal yang penuh dengan pulau-pulau.
Duh.. lagi enak bobo cantik ada yang bisik-bisik "bangun sayang".
Terbangun dengan bermalas-malasan karena masih ngantuk berat membuat artikel yang akan diterbangkan menuju kolam cerita kompasiana.com.
Bergegas menuju kamar mandi hanya ingin mencuci muka serta berwudhu, sebab pagi itu air di bak mandi rasanya dingin seperti Es. Sambil mengusap muka dengan handuk aku raih gelas isi air untuk diminum, sambil umum perlahan ku ambil handphone yang terkapar (lobet) di lantai, ku lihat santai sesekali minum air putih adem. Terkejut pagi itu melihat akun Kompasiana aku mendapatkan kiriman surat cinta, karena artikel yang dimuat tercatat copas, dalam hati mengatakan "aku emang copas, kan dicantumkan sumbernya", ku lihat lagi artikel yang terkena surat cinta itu, sebab tulisan masih tersimpan di menu notes di handphone.
Owh ternyata artikel yang sudah diedit tidak tersalin dengan baik, aduh duh kepala ku langsung pening, terbesit hati ku "iya kemarin sempet ragu".Â
Yah sudahlah, nasi sudah menjadi bubur, kita kemas lagi aja buburnya menjadi sebuah cerita cinta yang bersemi diantara tulisan-tulisan renungan harian. Pada akhirnya dapat melahirkan 2 cerita 1 puisi.
Itulah sekelumit kisahku setelah dikirim surat cinta dari Kompasiana.
Yuuk kita lanjutkan menulis, jangan bosan yaa... Menulis itu bagian dari mengurangi kejenuhan.
13 Syawal 1444 HijriahÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H