Mohon tunggu...
Zaky Zamani
Zaky Zamani Mohon Tunggu... Guru - Konseling Terapi Mind Art

Guru, Motivator, Penulis Pemula.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Cerita Ramadhan 1443 H

7 April 2022   23:00 Diperbarui: 7 April 2022   23:01 791
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berkah Ramadhan itulah yang terpikir oleh saya saat ngabuburit mengantarkan pesanan pelanggan setia. Sambil menikmati kemacetan lalu lintas sore, sampailah kerumah yang dituju pelanggan setia dagangan online dari saya.

Sambil menunggu diteras rumah, ada bocah perempuan, masih sekolah TK A Besar. Saya dipanggil "Om" sm si bocah.

Isi obrolan bersama si bocah:
Bocah: "om lagi apa?"
Om: "lagi nunggu"
Bocah: "nungguin siapa ooom?"
Om: "mba yy"
Bocah: "oh mbaku"

Si bocah terdiam setelah ngobrol sore hari, saya melanjutkan bertanya:

Om: "Ade cantik, nama nya siapa?"
Pertanyaan saya tidak dijawab, lalu si bocah langsung berucap: "Om, aku tadi dimarahin mama"

Om: "dimarahin kenapa?"
Bocah: "aku disuruh mandi ga mau, terus aku tendang-tendang tangan mama, terus pantat aku digebuk" 'bocah sambil memperagakan adegannya, sampai mama gebuk pantat nya'. Si bocah masih ngajak ngobrol "abis dimarahin aku dikasih pencil crayon, enak buat nulis sm warnain pelangi".

Om : "nama kamu siapa yaa?"
Bocah: "oh itu, nama aku "Kansa" diucapkan dengan logat bicara yang belum jelas bunyi huruf S, bocah melanjutkan bicaranya "aku suka warna pink", om lihat aku' "topi, baju, celana panjang, sendal sm makanan yg cekalang aku pegang juga pink.

Om: "pelangi itu warnanya apa"?
Bocah: "banyak"
Om: "ada berapa?"
Bocah: "seratusan"
Om: "kamu hafal warna apa aja?"
Bocah: pink, ijo, bilu.
Om: "Kansa anak pinter yaa"
Bocah: "aku anak mama sm papa, Om!"

Om: iya, Kansa cerdas
Bocah: "iya dong Om", "aku kan disekolah TK A besar belajar menulis dan mewarnai, jadi aku cerdas". Lalu si bocah Kansa melanjutkan bicaranya, "Om, puasa"?
Om: "iya pasti om puasa"

Bocah: "Kansa juga puasa", sambil makan kerupuk pink si bocah Kansa mengtakan dirinya sedang puasa. Bocah melanjutkan dialog nya "sudah ya om, capek ngobrol nya aku mau minum" kan kita lagi puasa"
Om: 🤭🤣🤣🤣

Itulah dialog Ramadhan sore hari saat ngabuburit mengantarkan pesanan ke pelanggan. Cerita berakhir sambil makan kerupuk pink. Sibocah Kansa pergi main.

Saya melanjutkan perjalanan pulang mencari jalur lalu lintas yang tidak macet, menelusuri jalan ibu kota Jakarta yang semakin padat.

Kiri kanan kulihat banyak para pedagang makanan untuk berbuka puasa (pedagang musiman), Alhamdulillah sampailah saya didepan rumah menantikan buka puasa bersama keluarga.

Intinya: anak yang terbimbing orang tuanya, dimanapun dia ada, anak akan mengetahui etikanya (sopan santun) saat bersama orang lain walaupun anak itu tidak mengenalnya. 

Namun si Kansa masih perlu bimbingan atau penjelasan dari orang tuanya tentang kewajiban berpuasa Ramadhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun