Semua sekolah berfungsi untuk anak-anak istimewa dan Setiap siswa memiliki keistimewaan yaitu kemampuan belajar membaca dan menulis yang berbeda-beda. Kita sebagai guru harus memiliki keahlian dalam mengetahui bidang apa saja kemampuan yang dimiliki siswa.
Guru tidak lagi memperlakukan siswanya seperti robot harus mengikuti apapun kehendak guru. Guru yang cerdik memiliki strategi pembelajaran yang fleksibel dan lebih mementingkan kemampuan siswanya.
Sekolah juga harus memiliki sarana dan prasarana yang memadai untuk perkembangan siswa dalam menggali potensi siswa dengan sistem pembelajaran yang berpusat pada siswa.
Jika sekolah harus ada sistem seleksi siswa baru boleh saja dilakukan namun, sebaiknya alat tes tersebut hanya sebagai database sekolah bukan untuk menyatakan bahwa siswa tersebut diterima atau tidak diterima. Jadikan sekolah anda sebagai the best proses bukan the best input.
Jadikan setiap siswa itu sebagai bintang, kemampuan anak-anak kita itu seluas samudera. Tetapi kitalah sebagai orang tua atau guru yang menjadikan samudera-samudera itu menjadi kecil seperti selokan-selokan. Kita yang mempersempit sendiri.
Indonesia bisa kaya pada bidang pendidikan jika kita menghargai kemampuan anak-anak kita seperti:
1. Kemampuan psikoafektif. Respon setiap anak itu luar biasa. Kemampuan anak afektif sering tidak dihargai karena kejujuran nya. Terlihat oleh mata kita, banyak orang pintar-pintar tapi akhlaq nya tidak dipakai.
2. Kemampuan Psikomotorik. Karya siswa yang dikembangkan atau performance siswa.
3. Kemampuan Psikokognitif. Penting juga kognitif, namun dinegara kita ini lebih mentuhankan "kognitif". Sedangkan afektif dan psikomotorik digampangkan tidak begitu dispesialkan. Maka dari itu lahirlah generasi-generasi kognitif yang berantakan karena tidak pintar pada karya dan akhlaq.
Setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Inilah gaya belajar siswa yang sekolah dan guru harus mengetahui nya: