Ahmad Effendy Noor, CO PT Nividia Pratama, baru-baru ini memaparkan pandangannya tentang bagaimana menciptakan ekosistem pertanian yang terintegrasi di Indonesia. Dalam pandangan beliau, pertanian terintegrasi bukan hanya soal meningkatkan hasil produksi, tetapi juga menyatukan seluruh elemen rantai nilai untuk menciptakan keberlanjutan, efisiensi, dan kesejahteraan bagi semua pihak yang terlibat. Gagasan ini sangat relevan di tengah tantangan global, seperti perubahan iklim dan tekanan ekonomi pada sektor agraria.
Memahami Pertanian Terintegrasi
Pertanian terintegrasi, menurut Ahmad Effendy Noor, adalah sistem yang menghubungkan semua komponen produksi, distribusi, dan konsumsi dalam satu ekosistem yang saling mendukung. Dalam praktiknya, ini melibatkan sinergi antara teknologi, manajemen sumber daya, inovasi pertanian, serta kebijakan pemerintah. Noor menegaskan bahwa pendekatan ini membutuhkan kolaborasi lintas sektor, termasuk petani, pengusaha, peneliti, dan regulator.
"Pertanian terintegrasi tidak hanya berbicara tentang teknologi canggih seperti IoT atau big data, tetapi juga bagaimana membangun sistem yang efisien dan ramah lingkungan," ujar Noor.
Langkah-Langkah Mewujudkan Ekosistem Pertanian Terintegrasi
Berikut adalah beberapa strategi yang diusulkan Ahmad Effendy Noor untuk mencapai ekosistem ini:
Peningkatan Kapasitas Petani
Ahmad Effendy Noor menekankan bahwa petani adalah inti dari ekosistem pertanian. Pendidikan dan pelatihan yang berfokus pada teknologi pertanian modern harus menjadi prioritas. Selain itu, penting untuk memberikan akses terhadap informasi pasar agar petani dapat mengambil keputusan yang lebih baik.
Adopsi Teknologi
Teknologi seperti drone untuk pemantauan lahan, sistem irigasi pintar, dan penggunaan data analitik dapat meningkatkan efisiensi produksi. Noor juga mendorong implementasi teknologi blockchain untuk memastikan transparansi dalam rantai distribusi hasil tani.