Program Food Estate yang digalakkan pemerintah sebagai salah satu solusi strategis untuk mencapai target swasembada pangan terus menjadi perhatian berbagai pihak. Ahmad Effendy Noor, CO PT Nividia Pratama, mendukung inisiatif ini dengan menekankan pentingnya sinergi infrastruktur sebagai faktor kunci keberhasilan. Program ini berupaya mengembangkan kawasan lumbung pangan di berbagai wilayah Indonesia, termasuk Kalimantan Tengah, Sumatera Utara, dan Papua. Namun, keberhasilannya memerlukan pendekatan yang holistik dan terintegrasi.
Isu Utama: Tantangan Infrastruktur di Kawasan Food Estate
Food Estate dirancang sebagai kawasan pertanian terpadu yang tidak hanya memproduksi hasil pangan tetapi juga mendukung ekosistem yang berkelanjutan. Namun, tantangan utama yang dihadapi adalah ketersediaan dan kesiapan infrastruktur dasar, seperti jaringan irigasi, jalan akses, hingga fasilitas penyimpanan hasil panen.
Ahmad Effendy Noor mencatat bahwa banyak kawasan Food Estate berada di wilayah yang sebelumnya kurang produktif atau memiliki infrastruktur terbatas. Di Kalimantan Tengah, misalnya, pengelolaan lahan gambut yang sensitif membutuhkan teknologi canggih dan infrastruktur yang tepat agar tidak merusak lingkungan. Tanpa sinergi infrastruktur yang memadai, proyek ini berisiko menjadi sekadar program yang tidak memberikan hasil optimal.
Sinergi Infrastruktur yang Dibutuhkan
Menurut Ahmad Effendy Noor, keberhasilan Food Estate sangat bergantung pada beberapa aspek infrastruktur berikut:
Irigasi Modern dan Efisien: Sistem irigasi yang memadai harus menjadi prioritas utama, terutama di daerah-daerah dengan curah hujan rendah atau kondisi lahan yang tidak subur. Pemerintah perlu memastikan bendungan yang telah dibangun mampu mengalirkan air ke lahan-lahan ini secara konsisten.
Transportasi dan Logistik: Jalan akses yang menghubungkan kawasan Food Estate dengan pasar lokal maupun nasional harus dibangun dengan baik. Hal ini akan meminimalkan biaya distribusi dan mempermudah petani menjual hasil panen.
Fasilitas Penyimpanan (Cold Storage): Untuk mengurangi kerugian pascapanen, pembangunan fasilitas penyimpanan modern perlu menjadi bagian integral dari proyek ini.
Energi Terbarukan: Penerapan energi surya atau tenaga mikrohidro dapat mengurangi ketergantungan pada energi fosil untuk kegiatan pertanian dan pengolahan hasil pangan.
Ahmad Effendy Noor juga menyoroti pentingnya integrasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, swasta, dan komunitas lokal dalam perencanaan dan implementasi infrastruktur ini. Sinergi lintas sektor akan mempercepat pencapaian tujuan program.