Mohon tunggu...
Zaky Wildan
Zaky Wildan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Lulusan S1 pendidikan bahasa dan sastra Indonesia dengan hobi menulis seputar berita dan info terkini

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Ahmad Effendy Noor dan Kontroversi Pupuk, Menakar Logika Hukum yang Tidak Berimbang

3 Desember 2024   10:06 Diperbarui: 3 Desember 2024   11:19 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ahmad Effendy Noor (sumber gambar pribadi) 

Di sisi lain, regulasi yang ketat juga dimaksudkan untuk melindungi petani dari potensi kerugian akibat pupuk ilegal yang tidak memenuhi standar. Namun, jika faktanya tidak ada petani yang merasa dirugikan, perlu dilakukan evaluasi terhadap penerapan aturan tersebut agar tidak menjadi penghambat inovasi dan kreativitas pengusaha lokal.  

Mengapa Dukungan terhadap Pengusaha Lokal Penting?

Ahmad Effendy Noor bukan sekadar seorang pengusaha. Ia adalah representasi dari banyak anak bangsa yang berupaya untuk menciptakan solusi dalam sektor yang sangat strategis: pertanian. Dalam konteks ini, dukungan terhadap pengusaha lokal seperti Ahmad menjadi krusial untuk memastikan keberlanjutan pembangunan ekonomi nasional.

Sektor pertanian, sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia, membutuhkan inovasi berkelanjutan. Jika pengusaha lokal terus-menerus terhambat oleh regulasi yang tidak berimbang, maka potensi inovasi di sektor ini akan sulit berkembang. Lebih jauh lagi, ketergantungan pada pihak asing untuk pemenuhan kebutuhan pertanian justru dapat semakin meningkat.  

Logika Hukum dan Kepentingan Nasional

Pernyataan kuasa hukum bahwa "logika hukum tidak berimbang" dalam kasus ini mengarah pada evaluasi yang lebih mendalam terhadap aturan-aturan yang ada. Apakah regulasi benar-benar bertujuan untuk melindungi kepentingan nasional, atau justru menjadi alat untuk mengekang potensi anak bangsa?  

Sebagai negara yang memiliki potensi besar di sektor pertanian, Indonesia seharusnya mampu menciptakan regulasi yang mendukung kreativitas pengusaha lokal, tanpa mengabaikan asas keadilan dan kepentingan masyarakat. Hukum tidak seharusnya menjadi alat kriminalisasi, melainkan sebagai instrumen untuk menciptakan keadilan dan manfaat bagi seluruh pihak.  

Mendorong Dialog yang Konstruktif

Kasus Ahmad Effendy Noor seharusnya menjadi momentum bagi pemerintah, pembuat kebijakan, dan masyarakat untuk merenungkan kembali sistem hukum dan regulasi yang ada. Apakah aturan yang ada saat ini sudah sejalan dengan semangat mendukung pengusaha lokal?  

Dalam hal ini, dialog yang konstruktif antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat menjadi sangat penting. Regulasi yang ketat memang diperlukan, tetapi harus diimbangi dengan fleksibilitas dan pemahaman terhadap konteks di lapangan.  

Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun