Mohon tunggu...
Zaky Wildan
Zaky Wildan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Lulusan S1 pendidikan bahasa dan sastra Indonesia dengan hobi menulis seputar berita dan info terkini

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Program Berbagi Pupuk Avatara: Apakah Berhasil Menghadapi Kelangkaan Pupuk Bersubsidi?

5 Oktober 2024   02:28 Diperbarui: 5 Oktober 2024   07:13 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kelangkaan pupuk bersubsidi menjadi tantangan utama untuk para petani kecil di Indonesia. Hal tersebut diantaranya disebabkan oleh adanya lonjakan harga dan adanya pendistribusian yang kurang merata. Dari data oleh Kementerian Pertanian ditunjukkan bahwa kebutuhan pupuk bersubsidi pada tahun 2024 akan melonjak sampai 25 juta ton dan pemerintah menyediakan sekitar 9,55 juta ton. Sungguh angka yang sangat jomplang antara kebutuhan dan ketersediaan pupuk. 

Melihat adanya kesulitan yang dirasakan oleh banyak petani. Avatara membuat suatu program berbagi pupuk. Program Avatara difokuskan untuk petani kecil yang mendapati kesulitan mendapatkan pupuk berkualitas. Program ini dilakukan dengan kerjasama antara distributor lokal dan lembaga pertanian untuk dapat menyalurkan pupuk Avatara tepat waktu dan tepat sasaran yaitu di daerah-daerah yang sangat mengalami kelangkaan pupuk berkualitas. Tidak hanya berbagi, Avatara juga memberikan edukasi kepada para petani tentang pentingnya penggunaan pupuk organik sebagai cara alternatif merawat kesehatan tanah sekaligus menghilangkan kebergantungan terhadap pupuk kimia.

Dampak program Avatara

Dalam waktu singkat, program ini telah membantu lebih dari ribuan petani dari berbagai wilayah Indonesia. Dari program ini diprediksi bahwa petani akan mengalami peningkatan hasil panen sebesar kurang lebih 15-20% setelah mendapatkan akses pupuk tepat waktu, yang sebelumnya sulit didapatkan akibat kelangkaan. Selain itu, dengan pupuk yang lebih terjangkau, petani kecil diperkirakan dapat menghemat modal mereka sampai 30%. Angka yang cukup lumayan untuk dapat memberikan dampak terhadap kesejahteraan petani. Program ini juga berhasil menumbuhkan minat dalam penggunaan pupuk organik, yang tentunya lebih ramah lingkungan dan dapat memelihara kesehatan tanah secara berkelanjutan. 

Prospek Kedepan

Melihat adanya awal keberhasilan, Avatara memiliki komitmen untuk dapat memperluas jangkauan program mereka dengan menargetkan 50.000 petani lebih dalam jangka waktu dua tahun ke depan. Kolaborasi dengan pemerintah daerah dan lembaga pertanian akan disolidkan lagi supaya penyaluran pupuk bisa lebih merata dan tentunya tepat sasaran, yaitu di daerah yang mengalami kelangkaan pupuk paling parah.

Dengan trobosan ini, Avatara berharap dapat menjadi solusi jangka panjang bagi petani kecil agar tetap bisa meningkatkan angka produktivitas mereka dan memiliki daya saing. Hal ini tentunya secara tidak langsung akan mendukung ketahanan pangan nasional di tengah tantangan ketersediaan pupuk bersubsidi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun