Mohon tunggu...
Zaky Maulana
Zaky Maulana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Pancasakti Tegal

otomotif, olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Maraknya Bunuh Diri di Kalangan Mahasiswa

21 Desember 2023   21:33 Diperbarui: 21 Desember 2023   22:25 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akhir-akhir ini isu bunuh diri di Indonesia sangat mengkhawatirkan. Kasus bunuh diri yang diangkat oleh media mayoritas yang diberitakan adalah bunuh diri di kalangan mahasiswa. Seperti kasus bunuh diri mahasiswa baru  yang terjadi di Universitas Muhamadiyah Yogyakarta yang melompat dari lantai 4 gedung asrama, kemudian mahasiswi UNNES yang lompat dari mall paragon semarang, dan masih banyak lagi kasus-kasus bunuh diri pada tahun 2023.

Apa penyebab mahasiswa Indonesia banyak yang melakukan bunuh diri?

Menurut data dari Pusat Informasi Kriminal Kepolisian Republik Indonesia, tercatat ada 971 kasus bunuh diri yang terjadi di Indonesia dari bulan Januari sampai Oktober 2023 (Muhamad, 2023). Data tersebut telah melampaui kasus bunuh diri yang tercatat selama tahun 2022.

Hal ini tentu menjadi kekhawatiran kita bersama, karena kejadian tersebut menjadi bukti bahwa masyarakat Indonesia masih belum terlalu peduli terhadap kondisi kesehatan mental. Kebanyakan mahasiswa termasuk ke dalam usia dewasa awal. Pada masa ini merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola kehidupan yang baru serta harapan sosial yang baru dari masa remaja menuju masa dewasa (Putri, 2019).

Terdapat penelitian yang dilakukan kepada mahasiswa di Taiwan menunjukan bahwa faktor risiko bunuh diri pada mahasiswa adalah faktor- faktor yang menyebabkan stress seperti, perasaan tertinggal dengan orang lain, buruknya komunikasi dengan orang tua serta stress akademik menyebabkan tingginya risiko perilaku bunuh diri.

Selain itu, dalam penelitian lain yang dilakukan di Bangladesh terdapat faktor- faktor yang mempengaruhi mahasiswa melakukan bunuh diri yaitu perasaan depresi, putus asa, konflik dengan keluarga, putus cinta, tidak adanya dukungan sosial, masalah keuangan, serta permasalahan stress akademik memberikan kontribusi terhadap kecenderungan untuk melakukan bunuh diri.

Cara mencegah faktor resiko bunuh diri pada mahasiswa ?

Support atau dukungan sosial dari orang-orang terdekat. Biasanya kebanyakan mahasiswa itu adalah anak yang merantau jauh dari orang tua, keluarga, bahkan teman-teman terdekatnya. Hal tersebut bisa menyebabkan rasa asing apalagi bagi mahasiswa yang susah untuk beradaptasi dilingkungan barunya. Hal tersebutlah yang menjadikan mahasiswa merasa kesepian hingga depresi, ini sanagat beresiko yang menyebabkan bisa terjadinya rasa ingin bunuh diri.

Menjaga kesehatan. sebagai mahasiswa, terlebih yang merantau coba untuk mulai menjaga kesehatan dengan menerapkan pola hidup yang sehat, dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi dan melakukan olahraga untuk menunjang kesehatan fisik dan mental kita. Kemudian menemukan visi atau tujuan, hal tersebut juga bisa menjadikan kita pribadi yang baik, karena kita tidak bingung dengan apa yang kita lakukan, karena kita punya tujuan yang ingin dicapai. Kita juga harus bisa mengembangkan pikiran yang positif.

Semoga dibuatnya artikel ini bisa membantu menurunkan kasus bunuh diri dikalngan mahasiswa. Mahasiswa Indonesia harus tetap sehat dan produktif, untuk membangun bangsa dengan kondsisi mental yang kuat.

Sumber:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun