Mohon tunggu...
Zaky Burhan
Zaky Burhan Mohon Tunggu... -

Ashphothograte

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dispersi Warna Kemajemukan Tanah Air

8 Desember 2016   18:35 Diperbarui: 8 Desember 2016   18:37 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Lebih dari 5000 km memisahkan 2 daerah terluar Indonesia. Sabang dan Merauke. Terdapat setidaknya 17.000 pulau di antaranya. Terpisahkan oleh 34 provinsi. Berbagai ras, suku, dan budaya berada diantara kita semua. Menjadikan Indonesia negara majemuk sekaligus heterogen. Kita disatukan dan padu dibawah bentangan sayap Garuda Pancasila.

Sejak dulu kala negara Indonesia memang terkenal dengan kemajemukannya. Di satu sisi kita sepatutnya dan selayaknya bangga dengan hal tersebut, memiliki konstelasi keberagaman yang melimpah. Tidak hanya dalam bidang budaya, keberagaman NKRI juga meliputi sumber daya alam, flora dan fauna.

Namun tentunya dunia tidak hanya berwarna hitam atau hanya putih. Di balik kebanggaan tersebut, kemajemukan dapat mengundang perpecahan. Ada kalanya sesama rakyat Indonesia bermusuhan satu dengan lainnya. Ada pula sebagian dari mereka yang diadu domba untuk kepentingan golongan tertentu. Takjarang pula keharmonisan warga Indonesia dijadikan objek politik.

Seharusnya perbedaan tidak dijadikan sebagai alasan penghambat interaksi antarmanusia. Walaupun hidup dalam perbedaan, pada hakikatnya kita semua sama. Manusia yang memiliki jiwa kemanusiaan dan hati nurani. Sebagai patriotnya, sudah selayaknya kita saling menghargai dan menghormati diversitas; karena setiap individu adalah bagian dari diversitas itu sendiri.

Bukankah seharusnya keberagaman itu indah? Memberikan pancarona terhadap dunia kita. Di kala embun terpapar sinar matahari, pelangi pun muncul. Bagaikan pelangi, keberagaman setiap warnanya menjadikan pelangi memukau.

Pluralisme menjadikan kita lebih kuat. Tingkatkan tenggang rasa diantara kita dan bersatulah dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun