Ini adalah pengagungan jiwa. Dunia idea (dunia roh) yang digambarkan dengan mutlak oleh rohani dan jiwa dan terletak diantara gambaran asli dengan bayangan dunia dan kemudian ditangkap oleh pancaindra. Merupakan pandangan dan anggapan bahwa yang nyata hanya idea. Memiliki hakikat murni dan asli, serta sangat mutlak keberadaan dan kesempurnannya hingga tidak bisa dijangkau oleh materiil. Sedangkan alam, dalam pandangan idealisme menjadi gambaran dari dunia idea dikarenakan oleh posisinya yang tidak menetap.
Yaitu idealism, berasal dari bahasa inggris dan sering pula diistilahkan dengan mentalism atau imaterialisme, yang secara filosofis digunakan pertama kali oleh Leibniz dan ia menerapkan istilah ini pada pemikiran plato. Plato sebagai tokoh aliran idealisme mengungkapkan bahwa idea sebagai dunia nyata tidak tampak dalam wujud lahiriah. Akan tetapi gambaran yang asli hanya dapat ditangkap oleh jiwa murni. Aliran idealisme ini menekankan bahwa idea merupakan objek pengertian dan sumber pengetahuan. Jiwa bertempat didalam dunia yang tidak bertubuh. Maka dari itu lah, aliran idealisme realistis yang dikemukakan oleh plato ini beranggapan bahwa penentuan kedudukan yang pasti dan dan sesuai dengan kapasitas masing-masing adalah hal penting dalam upaya untuk mewujudkan kestabilan masyarakat baik kelompok maupun keseluruhan. sebagai contoh adalah, ketika seorang raja, filsuf, perwira, prajurit sampai pekerja dan budak, maka yang paling berhak dan pantas menduduki posisi teratas adalah yang telah gigih berlatih, berpendidikan bertahun-tahun, memiliki sifat superioritas serta mampu untuk menunjukkan bagaimana implementasi cara hidup yang baik dan dengan kebenaran tertinggi.
Meski begitu, sesuaikah jika idealism ini kemudian berada dan berpengaruh dalam kehidupan kita sebagai masyarakat yang memiliki jiwa penuh dan rasionalitas yang semakin tinggi? Tentu saja itu bergantung pada setiap individunya. Sebab aliran tidak seperti agama yang harus dimintai pertolongan dan disembah dengan cara-cara spiritual dan ritual tertentu.
Idealisme mengajarkan, bahwa hakikat terdalam dari kenyataan tidaklah bersifat materi. Namun bersifat rohani atau spiritual (kejiwaan). Maka dari itu, aliran idealisme ini sangat bertolak belakang dengan materialisme (materi) dan naturalisme (alami). Jikapun berarti apa yang diterangkan oleh materialisme dan naturalisme sepenuhnya memiliki kebenaran, lalu bagaimana dengan gejala-gejala atau banyak hal lainnya yang tidak dapat diterangkan dengan cara dua aliran tersebut? Seperti estetika, kedalaman makna, nilai, pengalaman spiritual dan lain-lain?
Dengan demikian, tanpa bermaksud berpihak pada satu aliran dan menganut taat pada aliran tunggal, bahwasannya semua aliran adalah suatu keterangan dalm prosesnya menjelaskan masing-masing apa yang ada dan menjadi perhatiannya. Tentu bukan tanpa teori dan goresan sejarah panjang pencarian, namun layaknya penasaran manusia lah sebagai pendorong besar keingintahuan dan lahirnya pengetahuan.
Jadi, idealisme menerangkan dalam objek besarnya yaitu jiwa, bahwa adanya nilai adalah karna pada hakikatnya mengandung makna dan jiwa atu roh tersebutlah yang dapat menangkap maknanya. Idealisme beranggapan, manusia dalam melakukan segala gerak atau aktifitasnya tidak selalu arus berkaitan dengan hal-hal yang bersifat lahiriah, namun harus berdasarkan prinsip kerohanian (idea). Oleh karna itu, perasaan dan fantasi merupakan hal yang sangat penting bagi manusia sebagai sumber pengetahuan.
Sekian.
Selalu berproses,
Semoga bermanfaat J
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H