Malam itu, suasana di pemukiman kami terasa hening. Aku, ibuku, tante, dan omku berencana untuk bersilaturahmi dengan saudara-saudara kami yang tinggal di pemukiman sebelah. Rumah mereka tidak terlalu jauh, tetapi kami harus melewati sebuah gang yang terletak di antara bangunan-bangunan pemukiman. Gang tersebut sebenarnya cukup lebar, bukanlah jalan sempit yang seram.
Namun, ketika kami melangkah di antara kegelapan malam, tiba-tiba aroma yang menyengat memenuhi hidungku. Aroma pesing yang sangat tidak enak itu menusuk-nusuk hidungku, dan aku yakin bahwa ibuku, tante, dan omku juga menciumnya. Terutama ibuku, yang biasanya sensitif terhadap bau yang tidak enak.
Namun, yang membuatku terkejut adalah bahwa mereka tidak bereaksi sedikit pun terhadap aroma itu. Mereka terus melangkah seakan-akan tidak merasakan apa-apa. Ketika kami akhirnya sampai di rumah saudaraku, aku tak bisa menahan diri untuk bertanya kepada ibuku apakah dia juga mencium bau pesing yang sangat menjijikkan tadi. Namun, jawabannya membuatku semakin terkejut.
"Ibu tidak mencium apa-apa," jawabnya dengan tenang.
Aku menceritakan kejadian yang baru saja aku alami, tetapi ibuku hanya tersenyum tipis tanpa sepatah kata pun. Kemudian, tanpa mengatakan apa-apa lagi, ibuku memberikan saran untuk berdoa ketika kami melewati tempat itu lagi.
Kami pun akhirnya pulang, dan ketika kami melintasi gang yang sama lagi, aku mengikuti saran ibuku untuk berdoa. Dan anehnya, aroma pesing yang menjijikkan itu tidak tercium lagi oleh indra penciumanku.
Misteri di balik gang itu tetap menjadi pertanyaan besar dalam pikiranku. Apakah itu hanya khayalan ataukah ada sesuatu yang tidak bisa dijelaskan di sana? Yang pasti, aku merasa ada sesuatu yang mengerikan yang mengintai di balik kegelapan malam, dan berdoa adalah satu-satunya hal yang dapat membantu kita melaluinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H