Mohon tunggu...
Berita Viral
Berita Viral Mohon Tunggu... Lainnya - Menyajikan informasi yang teraktual dan jangan lupa Di SUBSRIBE channel youtube Berita Viral untuk mendapatkan berita terbaru (Link youtube : https://www.youtube.com/channel/UCxUSoHb9ytqODnaldB_guyA)

Menulislah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Masyarakat Konsumtif

2 Mei 2020   13:41 Diperbarui: 2 Mei 2020   13:48 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kehidupan masyarakat selalu mengalami perubahan, baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Perubahan dari masyarakat tradisional ke modernisasi merupakan bukti terjadinya pergeseran budaya di masyarakat. Globalisasi salah satu faktor penyebabnya. Globalisasi itu proses penyeragaman budaya bagi masyarakat dunia, muncul dengan adanya arus informasi dan komunikasi secara online. Akibatnya, dunia ini terasa sempit.

Fenomena baru dari globalisasi yaitu munculnya konsumerisme. Apa itu konsumerime?. Konsumerisme yaitu paham yang menjadikan seseorang atau kelompok untuk mengkomsumsi barang secara berlebihan yang dilakukan secara sadar dan berkelanjutan. Konsumerisme dilatarbelakangi oleh munculnya kapitalime oleh Karl Marx yang kemudian disusul liberalisme. Konsumerisme merupakan jantung kapitalisme.

Saya melihat fenomena konsumerisme sudah dijadikan budaya masyarakat Indonesia. Di kota-kota besar Indonesia fenomena ini merupakan hal yang biasa saja, akan tetapi fenomena ini sudah merambat ke masyarakat kelas bawah. fenomena ini saya perhatikan terjadi di Kampung Amanah bahwa, masyarakat lebih mementingkan kebutuhan sekunder daripada kebutuhan primernya. Rata-rata masyarakatnya mempunyai tv,motor, kulkas,kipas angin dan lain-lain. seharusnya masyarakat memperbaiki rumahnya yang hampir roboh.

Jean P Baudrillard berpendapat bahwa yang dikomsumsi oleh masyarakat konsumeris (consumer society) bukanlah kegunaan dari suatu produk melainkan citra atau pesan yang ingin disampaikan oleh suatu produk. Sebagai contoh apabila konsumen membeli motor, ia membeli produk tersebut bukan hanya digunakan sebagai sarana transportsi, akan tetapi motor tersebut menawarkan citra pada konsumen yaitu kemewahan dan status social yang tinngi.

Saya berspekulasi bahwa masyarakat kampung Amanah membeli kebutuhan sekunder bukan karena nilai guna saja tetapi untuk menaikkan status sosialnya. Menjamurnya konsumerisme, tidak semua dirasakan oleh masyarakat, contohnya masyarakat asli Kajang. Kita akan jumpai kehidupan sosianya yang bersifat tradisionalis.

Dalam kajian teori kritik sosial, saya mencermati tentang adanya kesadaran palsu yang harus diterima masyarakat dengan tujuan untuk melanggengkan sistem kapitalisme. Kesadaran palsu ini menjebak manusia pada hal-hal yang sifatnya gaya hidup yang materialistik. Kapitalisme berperang penting munculnya konsumerisme.

Seiring berkembangnya teknologi, para kapitalisme mengiklankan produknya melalui TV, media social dan majalah cetak. Para konsumen masuk dalam logika kapitalisme. Kita perhatikan iklan yang ditawarkan kapitalisme. Mereka mengiming-imingkan produk, ketika dipakai seakan-akan sama dengan iklan tersebut. Padahal faktanya tidak sesuai dengan yang ada diiklan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun