Mohon tunggu...
Zakiyatul Aini
Zakiyatul Aini Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa IAIN Jember

Mahasiswa IAIN Jember

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pentingnya Menjaga Profesionalitas bagi Pendidik

29 Maret 2020   07:15 Diperbarui: 29 Maret 2020   07:13 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Seorang pendidik, baik guru, dosen maupun tenaga pendidik yang lain sudah seharusnya menjadi uswatun hasanah bagi peserta didiknya. Sebagaimana akronim dari salah satu bentuk pendidik yang lazim kita dengar yaitu “guru”, di gugu dan di tiru. Tak cukup disitu, seorang pendidik juga hendaknya mampu menjadi teladan bagi pendidik yang lainnya. 

Maka dari itu, sangat penting menjaga profesionalitas dirinya –tanpa mengedepankan ego masing-masing antar pendidik-. Dalam buku yang berjudul “Etika Profesi Keguruan”, Bapak Imron Fauzi mendefinisikan kata “profesionalitas” dengan sikap para anggota profesi terhadap profesinya serta derajat pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki dalam rangka melakukan pekerjaannya.

Bagi saya, makna profesionalitas sangatlah luas, menjaga nama baik profesi di bidangnya juga termasuk dalam upaya menjaga profesionalitas dirinya. Dan tak hanya di lingkungan sekolah saja, di luar lingkungan sekolah pun, seorang pendidik sudah seharusnya menjaga profesionalitas-nya. Sebab, yang perlu kita ketahui disini adalah institusi pendidikan bukan hanya tentang lembaga pendidikan saja. Semua tempat yang dipergunakan untuk belajar, berpikir, dan merenungkan tiap-tiap permasalahan yang ada merupakan institusi pendidikan.

Dewasa ini, sering kita dapati berita mengenai kekerasan yang terjadi di berbagai lembaga pendidikan terhadap peserta didik. Yang tentunya ada pemicu di balik kasus kekerasan tersebut. Selain alasan penekanan kedisiplinan, sering pula kita temui alasan ketidakmampuan guru dalam mengendalikan emosi dan egonya. 

Dari sinilah, kebanyakan kasus kekerasan terhadap siswa timbul. Siswa menjadi sasaran luapan emosi dari sang guru, yang guru tersebut tidak mampu mengontrol emosinya dengan baik. Sehingga, kerap kali kita temukan berita tentang pemberhentian guru tersebab kasus kekerasan terhadap anak didiknya.

Terlepas dari alasan-alasan masing-masing kasus di atas, seorang guru sebenarnya tak pernah membenci muridnya. Betapapun nakal ‘si murid’ tersebut. Kemarahan seorang guru ialah bukti rasa sayang mereka terhadap siswanya. Sama halnya dengan rasa sayang orang tua terhadap anak-anaknya. Hanya saja, akan lebih baik jika luapan kemarahan itu diganti dengan berbagai teguran lembut, tanpa menyakiti hati siswa tersebut.


Terima kasih. Semoga bermanfaat 😊

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun