Kesejahteraan dalam perkenomian suatu negara tentu menjadi sebuah tolak ukur negara maju. Ekonomi negara yang sejahtera tentu juga menggambarkan kesejahteraan warga negaranya secara keseluruhan, tak elak negara maju terdekat Indonesia yakni Singapura misalnya, menjadi sorotan oleh internasional. Betapa tidak negara yang dibilang memiliki wilayah yang sangat kecil bahkan jika dibandingkan dengan wilayah kota di Indonesia seperti Jakarta dan Surabaya, Singapura memiliki wilayah yang lebih kecil. Namun ukuran secara fisik ternyata bukan menjadi patokan, Singapura justru bisa dibilang negara kaya walaupun tak kaya.Â
Singapura sama sekali tidak memiliki sumber daya alam (SDA) namun negara tersebut memiliki industri berbasis SDA sehingga membuat negaranya  maju dan rata-rata pendapatan per kapita warganya jauh melebihi Indonesia.Jika dibandingkan dengan Indonesia, sudah menjadi rahasia umum bahwa Indonesia memiliki harta kekayaan yang melimpah, sumber daya alam yang kaya namun sangat disayangkan kekayaan yang melimpah di Indonesia justru tidak menggambarkan negaranya yang kaya.Â
Indonesia justru bergantung misalnya saja dari sisi keuangan, utang luar negeri pun seolah-olah menjadi hal lumrah, utang yang kian tahun bukannya semakin berkurang justru semakin bertambah. Ditambah lagi kondisi pemerintahan yang kian ricuh dan kian mengkhawatirkan warganya. Jika kita tengok perekonomian di Indonesia memang tak elak dari unsur politik, namun sangat tidak lucu jika negara yang memiliki sumber daya lengkap, memilih  bawang import, beras import, cangkul import, menerima barang jadi seperti ban-ban mobil atau barang import lainnya sedangkan bahan baku berasal dari Indonesia.
Indonesia yang mandiri dari segi ekonomi hanya menjadi mimpi, jika tidak ada solusi jitu beserta tindakan nyata dari pemerintah dan bahkan mental dari warga negaranya sendiri dalam mensiasati perekonomian yang mandiri. Sebagai warga negara seharusnya akan lebih mencintai produk sendiri ,lebih mengupayakan usaha mandiri walaupun kecil karena tidak menutup kemungkinan akan menjadi besar dan selalu mengapresiasi apapun produk dalam negeri, tentu nya juga dengan terus meningkatkan kualitas sehingga Indonesia dapat dikatakan mampu bersaing.Â
Dan pemerintah harusnya dapat memberikan kebijakan yang benar-benar bijak agar masalah perekonomian negara dapat diatasi, khususnya dalam mencukupi kebutuhan warga negaranya sendiri sehingga tidak import sana sini. Tak habis memang jika selalu membanding-bandingkan, namun setidaknya Indonesia dapat belajar dari negara-negara lain dalam upaya pembangunan ekonomi yang kian maju yang menjadi mimpi semua warganya.
Maka untuk Indonesia yang mandiri jangan cuma bermimpi!
Perlu action, berjuang…. Siapa lagi yang diharapkan jika bukan dari pemerintahan sendiri Biarlah jadi pejuang walau dengan tarikan nafas terpanjang. Apa yang dibutuhkan Indonesia untuk mencapai itu semua adalah kerjasama yang nyata dari pemerintah untuk warganya, bukan untuk kepentingan beberapa pihak saja.
Harapan nya adalah negara Indonesia yang kaya ini benar-benar kaya, kaya sumber daya alamnya kaya mentalnya. Melihat potensi lahan Indonesia yang luas dan subur Indonesia mampu memenuhi kebutuhan masayarakat Indonesia secara mandiri. Apalagi jika penyerapan tenaga kerja dapat dilaksanakan dengan baik,  pengelolaan lahan  dilakukan secara optimal serta usaha industri pada berbagai sektor ditingkatkan dan dikelola dengan baik pula. Sehingga selain memiliki SDA yang melimpah, Indonesia juga mampu menciptakan nilai tambah melalui industri berbasis SDA, serta tidak ada istilah bahwa masyarakat Indonesia kekurangan atau bahkan mengalami kelangkaan akan sumber daya alam khususnya pada komoditas utama.
Namun, yang tetap harus diingat adalah bahwa tugas negara hanyalah mengelola, bukan memiliki. Tanggung jawab negara adalah mengelola seluruh sumber daya alam itu untuk digunakan sepenuhnya bagi kemakmuran rakyatnya.
Bagaimana semua itu bisa terwujud, jawabnya tentu saja akan kembali kepada cara pengelolaan SDA yang benar. Dengan pengelolaan yang benar, diharapkan negara akan memiliki sumber-sumber penerimaan kas negara (Baitul Mal/APBN) yang besar, tanpa harus memungut pajak dari rakyatnya seperserpun. Oleh karena itu, sebagai negeri yang melimpah ruah seperti Indonesia ini tidak ada alasan lagi untuk mengatakan kekuarangan SDA, Tentu saja dengan satu catatan bahwa penguasaan SDA tersebut benar-benar berada di tangan yang benar dan peruntukannya-pun kepada pihak yang benar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H