Ramadhan adalah bulan suci dalam agama Islam yang dianggap sebagai salah satu bulan yang paling istimewa dalam kalender Islam. Bulan Ramadhan terjadi pada bulan kesembilan dalam kalender Hijriah, kalender lunar yang digunakan oleh umat Islam. Setiap tahunnya, umat Muslim di seluruh dunia merayakan bulan Ramadhan dengan melaksanakan puasa yang diwajibkan oleh agama Islam selama sebulan penuh. Selama bulan Ramadhan, umat Muslim diwajibkan untuk menahan diri dari makan, minum, dan aktivitas-aktivitas lain yang bisa membuat amalan ibadah puasa berkurang bahkan bisa juga membatalkan puasa mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari.
Bulan Ramadhan adalah bulan istimewa dan berbeda dengan bulan-bulan lainnya. Kenapa, karena pada saat bulan Ramadha umat Muslim berbondong-bondong untuk mengejar amalan ibadah seperti membaca Al-Qur'an, melakukan salat sunah, memperbaiki salat fardhu, memperbanyak zikir, berdo'a, Â dan mengubah diri menjadi lebih baik lagi.
Mereka berusaha mendekatkan diri kepada Allah SWT. Tetapi bagi mahasiswa di Bulan Ramadhan kali ini mungkin ada beberapa hal yang hilang seperti kesempatan untuk ingin fokus beribadah di bulan suci ini berkurang karena jadwal perkuliahan, tugas, dan aktivitas ekstrakurikuler membuat waktu luang untuk beribadah dan refleksi lebih terbatas. Terutama bagi mahasiswa rantauan yang jauh dari keluarga, ada beberapa hal yang hilang atau berkurang selama bulan Ramadhan seperti:
Suasana Ramadhan di rumah : Rasa kebersamaan dan suasana bulan Ramadhan yang biasanya dirasakan di rumah mungkin tidak bisa dialami sepenuhnya ketika berada jauh dari keluarga. Aktivitas seperti dibangunkan sahur oleh ibu, berbuka puasa bersama, salat Tarawih di masjid bersama keluarga, dan berbagi momen kebersamaan dapat dirindukan.
Dukungan dari keluarga : Ketika jauh dari keluarga, dukungan dari orang tua dan anggota keluarga lainnya dalam menjalankan ibadah Ramadhan mungkin tidak terasa sekuat ketika berada di lingkungan keluarga. Seorang mahasiswa hanya bisa mendapatkan dukungan melalui telefon yang mungkin terasa berbeda dengan ketika mendapatkan secara langsung tanda melibatkan media elektronik.
Makanan khas daerah : Makanan khas Ramadhan yang biasa disajikan di rumah atau di daerah asal mungkin tidak tersedia di tempat rantauan, sehingga mengurangi pengalaman kuliner khas bulan suci ini.
Kegiatan keagamaan dia daerah asal : Mahasiswa rantauan mungkin tidak bisa terlibat dalam kegiatan keagamaan yang biasa mereka ikuti di lingkungan asal, seperti kegiatan keagamaan di masjid, pengajian, atau kegiatan sosial dan kemanusiaan yang berlangsung selama Ramadhan, karena waktu luangnya digunakan untuk melakukan kegiatan perkuliahan.
Meskipun demikian, sebagai seorang mahasiswa, dengan adanya kesempatan ini kita bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, kita bisa membuat suasana yang berbeda ini menjadi sebuah tantang untuk diri kita. Meskipun dalam situasi yang berbeda, sebagai mahasiswa rantauan masih ada kesempatan untuk menciptakan pengalam bulan Ramadhan yang bermakna, misalnya melalu berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan di lingkungan kampus, bergabung dengan komunitas mahasiswa yang merayakan Ramadhan, dan tetap menjalankan ibadah dengan penuh semangat meskipun dalam situasi yang berbeda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H