Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis sehingga anak lebih pendek untuk usianya. Indonesia menjadi salah satu negara dengan masalah stunting. Prevalensi stunting di Indonesia berada pada posisi ke-115 dari 151 negara di dunia.
Data Riskesdas tahun 2018 menunjukkan angka balita stunting di Indonesia yaitu 30,8%. Angka tersebut  masih di atas batasan yang ditetapkan oleh WHO (World Health Organization) untuk Negara Berkembang yaitu 20%.
Berdasarkan data Pemantauan Status Gizi (PSG) di Jawa Tengah, menunjukkan hasil bahwa prevalensi balita stunting di Jawa Tengah pada tahun 2017 meningkat menjadi 28,5%, walaupun 2018 sempat menurun namun tanpa pencegahan dan penanggulangan stunting yang cepat dan tepat, seperti jumlah kasus stunting dapat meningkat pesat saat pandemi COVID-19.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang didapatkan dari data Posyandu Sekar Rosella yang terdapat di RT 03 Sekaran, tanggal 21 Agustus 2021 menunjukkan bahwa dari 15 balita terdapat 2 kasus stunting dan masing-masing satu untuk kasus gizi kurang, kasus gizi buruk dan kasus obesitas di RT 03 RW 05 Kelurahan Sekaran.
Program intervensi yang dilakukan di wilayah kerja Posyandu Sekar Rosella adalah kegiatan sosialiasai mengenai Stunting dilakukan disalah satu rumah kader Posyandu Sekar Rosella yang dihadiri oleh ibu dan balitanya. Kegiatan sosialisasi ini dilaksanakan pada selasa, 7 september 2021.
Fokus kegiatan sosialisasi ini yaitu melakukan penyuluhan mengenai stunting, penyebab stunting, dampak stunting, gejala, dan cara pencegahan stunting dengan menerapkan 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK). Tujuan kegiatan ini yaitu untuk meningkatkan pengetahuan ibu mengenai stunting dan diharapkan para ibu lebih tanggap tentang ancaman bahaya stunting.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H