Mohon tunggu...
Zakiya Ar_Rahma
Zakiya Ar_Rahma Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar sepanjang hayat. This too shall pass.

Mencintai buku dan kehidupan yang dijalani saat ini.

Selanjutnya

Tutup

Film

Sinopsis The Longest Promise, Drama China yang Mengajarkan Makna Pendidikan

21 Juli 2023   07:00 Diperbarui: 21 Juli 2023   08:11 1348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : bali.idntimes.com

Bagi anda yang senang menonton drama China (Drachin) bertema fantasi, dan termasuk fans aktor tampan Xiao Zhan, tentu harus menonton drama berjudul The Longest Promise. Drama ini berjumlah 40 episode dan dapat disaksikan di aplikasi We Tv. Bagi saya, drama The Longest Promise bukan sekedar drama percintaan yang bercerita tentang kisah asmara guru dan murid, yakni antara Shi Ying (Xiao Zhan) dan Zhu Yan (Min Ren). Namun, drama ini juga memberikan saya banyak pelajaran tentang pendidikan. Yakni cara membangun relasi guru dan murid, kegigihan seorang murid dalam belajar, dan arti penting kesetaraan laki-laki dan perempuan.  

Zhu Yan dan Shi ying pertama kali bertemu saat mereka masih anak-anak. Shi Ying adalah seorang putra mahkota yang mewarisi tahta sebagai kaisar Kongsang (nama kerajaan/negara). Namun karena suatu inisiden, Shi Ying harus mengasingkan diri dan tinggal di gunung Jiuyi sebagai master muda (orang yang mempunyai ilmu sihir/ilmu kanuragan yang tinggi). Sedangkan Zhu Yan merupakan  tuan puteri klan Chi. Jadi, Kongsang ini dihuni oleh beberapa klan seperti klan Chi, klan Qing dan klan Bai. Masing-masing klan mempunyai kelebihan tertentu dan keturunan nya (para tuan puteri) saling memperebutkan posisi sebagai permaisuri (istri putra mahkota).


Sejak kecil, Zhu Yan sangat mengidolakan putra mahkota Kongsang karena pemikirannya yang jenius. Salah satunya terkait ide untuk memberikan kesempatan bagi perempuan mempelajari ilmu sihir. Putra Mahkota Shi Ying tidak seperti laki-laki umumnya di Kongsang yang memandang rendah perempuan. Perempuan dianggap lemah, mempunyai pemahaman ilmu sihir yang dangkal, sehingga tidak pantas ikut berperang, membela negara, melawan kelompok atau suku tertentu yang ingin menghancurkan Kongsang. Bahkan, secara terang-terangan, Shi Ying kecil mengizinkan Zhu Yan untuk mempelajari ilmu sihir setinggi-tingginya. Namun, karena peristiwa tertentu, Shi Ying kehilangan posisinya sebagai putra mahkota dan menjadi master muda di gunung Jiuyi. Gunung Jiuyi ini terkenal sebagai tempat mempelajari ilmu sihir di Kongsang dengan pelatihan yang ketat, dan menghasilkan lulusan murid yang hebat.

Pada suatu hari, setiap klan mengirim utusan untuk melakukan pelatihan di gunung Jiuyi untuk memperebutkan posisi sebagai murid utama master muda (Shi Ying). Seleksi pun dilakukan secara ketat. Banyak rintangan, pembelajaran, latihan, yang harus dilewati masing-masing utusan, termasuk Zhu Yan, sebagai utusan dari klan Chi. Sosok Zhu Yan ini lah yang membuat saya merenungkan tentang kegigihan seorang murid. Zhu Yan ini sebenarnya memiliki kemampuan ilmu sihir yang pas-pasan, lemot (lama dalam menangkap pembelajaran) dan sedikit ceroboh. Namun, Zhu Yan adalah cerminan murid yang gigih, tangguh, tidak mudah menyerah, meskipun dia sering diremehkan oleh murid-murid lain. Zhu Yan juga mempunyai sikap yang  tulus pada siapapun. Bahkan, Zhu Yan beberapa kali mengorbankan dirinya untuk menolong utusan dari klan lain. Sifat Zhu Yan yang periang, gigih, penolong, dan tulus itu lah yang membuat Shi Ying terkesan. Untuk itu lah, para murid zaman now seharusnya bisa belajar dari sosok Zhu Yan dalam proses belajar, baik belajar pada lembaga formal maupun non-formal. Mungkin ada banyak diantara kita yang sering diremehkan orang lain, dan mengalamai banyak kesulitan dalam belajar. Namun, selagi kita tidak pantang menyerah, mempunyai tekad, gigih, apapun akan bisa kita raih. Pada akhirnya, Zhu Yan terpilih sebagai murid utama master muda gunung Jiuyi dan melakukan pembelajaran selama sebulan penuh dengan master muda.

Selama menjadi murid Shi Ying, Zhu yan belajar dan berlatih ilmu sihir dengan sangat keras, patuh, dan sedikit keras kepala. Namun, disinilah karakter Shi Ying sebagai guru bisa kita teladani. Shi Ying adalah sosok guru yang sangat lembut, sabar, perhatian dan berwawasan luas. Sejak awal, Shi Ying tidak pernah memandang rendah muridnya. Bahkan kepada Zhu Yan yang terkenal lebih lambat daya tangkapnya dalam menerima pelajaran. Shi Ying lebih menghargai muridnya yang gigih meskipun agak lemot, dibandingkan muridnya yang pintar/cepat menangkap pelajaran, namun mempunyai sikap licik dan sombong. Misalnya Bai Xuelu dari klan Bai. Shi Ying juga selalu meluangkan waktunya untuk Zhu Yan jika Zhu Yan menemui masalah dalam berlatih. Shi Ying selalu menekankan pada Zhu Yan "Selama kau mau, kau pasti bisa melakukan apa pun". Sosok guru Shi Ying ini lah yang patut kita contoh. Sebagai guru, kita harus bersedia  mengabdikan tenaga dan pikiran untuk murid. Tugas guru tidak hanya memberikan materi pelajaran, namun juga membantu murid mengembangkan bakat, minat, dan membentuk pribadi murid yang berkarakter. Seorang guru juga dituntut untuk tidak mudah marah dalam mendidik murid yang tergolong lambat, dan tidak mudah meremehkan kemampuan muridnya. Tidak hanya itu, guru juga selayaknya membersamai setiap langkah murid dalam menapaki lika-liku pembelajaran di kelas, atau pun di masyarakat.

Jadi bagaimana kawan? Sudah tertarik untuk menonton dramanya? Jangan lupa komentat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun