Dunia perkuliahan tidak pernah lepas dari yang namanya ospek, sebuah singkatan dari Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus. Program yang diadakan oleh perguruan tinggi untuk menyambut mahasiswa yang baru diterima dan memulai studi di kampus. Tujuan dari adanya kegiatan ini sendiri yakni, untuk memberikan pengenalan kepada mahasiswa baru tentang kehidupan kampus, kegiatan akademik, serta membantu mereka beradaptasi dengan lingkungan dan rutinitas kampus yang kelak akan dihadapinya.
Berbeda dengan MOS (Masa Orientasi Siswa) yang ada di jenjang sekolah SMP dan SMA di mana seluruh rangkaian kegiatan dilakukan secara serempak. Ospek kuliah diklasifikasikan menjadi tiga rangkaian kegiatan.
Pertama, ospek kampus. Ini merupakan rangkaian paling awal dalam kegiatan ospek. Seluruh angkatan mahasiswa baru dari berbagai jurusan dan fakultas ikut terlibat ke dalam proses penyelenggaraan orientasi ini. Kemudian mereka akan diperkenalkan hal-hal umum mengenai kampus, seperti visi-misi universitas, jajaran para petinggi, atau bisa juga berupa sambutan selamat dan motivasi moral. Umumnya BEM Universitaslah yang menyelenggarakan ospek ini.
Kedua, ospek fakultas. Jika sebelumnya bersifat universal, pada ospek fakultas pihak-pihak yang terlibat hanya mahasiswa seputaran fakultas itu saja. Oleh karena itu, jumlah pesertanya tidak sebanyak ospek kampus. Pada ospek fakultas ini informasi yang diberikan lebih spesifik dan terfokus. Misal, info seputar dekan, macam-macam jurusan, ruang kelas, dan unit kegiatan mahasiswa.
Kemudian yakni adalah Ospek Jurusan atau sering kali disingkat OSJUR. Ospek ini memiliki Tingkatan yang berbeda dengan kedua hal yang telah dijelaskan sebelumnya. Di mana, ospek ini posisinya lebih krusial dibanding dua sebelumnya. Ospek ini dilaksanakan oleh Himpunan Mahasiswa (HIMA) dan dibantu panitia ospek. Kegiatannya biasa berupa pengenalan HIMA, peminatan jurusan, organisasi jurusan dan lain sebagainya.
Berbicara mengenai ospek, terdapat hal yang unik ketika diselenggerakannya ospek untuk MABA angkatan 23 di Universitas Brawijaya, Kota Malang. Berbeda dengan ospek kebanyakan yang hanya berupa kegiatan-kegiatan monoton dan membosankan. Apa yang dilakukan oleh para panitia penyelenggara dari Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya sangatlah inovatif. Mereka mengadakan pementasan yang melibatkan langsung para mahasiswa baru tersebut. Pementasan ini sendiri disebut sebagai PBB (Pentas Budaya Brawijaya).
Menurut saya, dengan hadirnya kegiatan PBB ini merupakan bentuk penyegaran terhadap kegiatan ospek yang cenderung menjemukkan dan membosankan. Yang sebelumnya bersifat pasif, mendengarkan pemaparan materi selama rangkaian kegiatan. Saya rasa itu kurang memberikan impresi kepada mahasiswa baru dalam mempersiapkan diri menghadapi realitas dari dunia perkuliahan. Padahal, di masa-masa awal perkuliahan inilah merupakan momen yang pas untuk mengenalkan mereka hal-hal seperti pentingnya kolaboratif, berpikir kreatif, dan makna dari berproses.
Selain itu, ini juga cara yang baik untuk menumbuhkan rasa percaya diri di dalam diri mereka. Sebab, mereka mau tidak mau harus ikut berpartisipasi. Sebagian dari mereka yang sebelumnya pemalu dan merasa tidak memiliki kemampuan untuk ditampilkan. Maka akan lepas dari belenggu perasaan seperti itu. Persepsi mereka terhadap diri mereka akan berubah, bahkan mereka mungkin bisa menyadari kemampuan yang sebelumnya tidak mereka sadari.
Oleh karena itu, sudah sepantasnya sistem ospek kita mengalami reformasi. Kegiatan yang terlalu monoton seperti hanya duduk dan medengarkan narasumber saya rasa sudah tidak relavan dengan masa sekarang. Hadirnya PBB ini merupakan suatu penyegaran terhadap sistem orientasi pendidikan di Indonesia.
