Mohon tunggu...
Zaki Mubaroka Nur
Zaki Mubaroka Nur Mohon Tunggu... Wiraswasta - Civil Society

Jadikanlah hidup lebih bermanfaat bagi orang lain...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dirgahayu Republik Indonesia, Sudahkah Hatimu Merdeka?

20 Agustus 2022   10:00 Diperbarui: 20 Agustus 2022   10:03 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

17 Agustus merupakan hari kemerdekaan indonesia yang dirayakan setiap tahunnya dengan suka cita, dari presiden sampai rakyat biasa ikut merayakan momen tersebut dengan gegap gempita dan dengan hati yang gembira. Ada yang mengisi perayaan kemerdekaan tesebut dengan mengikuti upacara 17 agustus, ada yang mengikuti lomba-lomba khas agustusan seperti balap karung, lomba kelereng, lomba makan kerupuk sampai lomba panjat pinang, ada pula yang mengisi hari tersebut dengan sekedar berkumpul dengan keluarga besar sambil menonton acara tv kesukaan. Semua orang bergembira di hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 77 ini, namun pertanyaannya sudahkah hatimu merdeka ? Sudahkah hatimu dimerdekakan dari segala belenggu yang mengganggu hidupmu ?


1. Merdeka dari penilaian orang lain
Makna merdeka yaitu bebas dari penjajahan orang lain, baik lahir maupun batin. Jika kita masih memikirkan apa yang orang lain pikirkan tentang kita, bagaimana penilaian orang lain terhadap kita, itu artinya kita belum sepenuhnya merdeka. Apa yang kamu pikirkan dan apa yang kamu lakukan haruslah sesuai dengan apa yang kamu inginkan, bukan apa yang orang lain nilai dari diri kamu. Pikiran, pendapat dan tindakan yang kamu lakukan haruslah muncul dari hati nurani kamu sendiri dan bukan berdasarkan penilaian orang lain. Ketika kita sudah mampu hidup sesuai apa yang kita inginkan tanpa memperdulikan bagaimana penilaian orang lain terhadap kita, disitulah kemerdekaan hati akan didapat.


2. Merdeka dari ekspektasi orang lain
Manusia adalah mahluk sosial yang memerlukan orang lain di berbagai lini kehidupannya. Sebagai mahluk sosial kita perlu untuk bergaul dan bersosialisasi dengan orang lain untuk bertahan hidup, namun yang harus kita sadari adalah kita tidak bisa menyenangkan semua orang dan memaksa semua orang untuk menyukai kita. Adakalanya kita merasa sudah berbuat baik namun tidak disukai oleh orang lain, adakalanya juga kita merasa tidak berbuat apapun namun orang lain begitu menyukai kita, hal tersebut adalah wajar sebagai manusia. Oleh karena itu mari kita merdekakan hati kita dari eskpektasi orang lain, tetaplah berbuat baik tanpa memperdulikan apa yang orang lain harapkan dari kita.


3. Merdeka dari rasa takut
Rasa takut adalah hal yang wajar dan manusiawi. Takut akan kehilangan jabatan, takut kehilangan pengaruh, takut dikhianati pasangan, takut dijauhi teman, takut akan penolakan, takut tidak mendapatkan jodoh, takut akan pengalaman masa lalu, bahkan takut dengan bayangan sendiri merupakan ketakutan yang akan "menjajah" diri kita. setiap orang mempunyai ketakutannya sendiri, yang membedakan adalah bagaimana respons kita terhadap ketakutan tersebut. Para pejuang kemerdekaan dahulu adalah orang-orang yang tidak memiliki rasa takut, mereka tidak takut menghadapi penjajah dan tidak takut akan kehilangan harapan untuk merdeka. Merdeka dari rasa takut adalah sesuatu yang harus kita perjuangkan sebagaimana para pejuang dahulu memerdekakan republik ini.


4. Merdeka dari pikiran negatif
Kita adalah apa yang kita pikirkan. Pikiran akan mempengaruhi ucapan, ucapan akan menjadikan tindakan, dan tindakan akan membuat karakter serta membentuk kebiasaan, dan pada akhirnya akan menentukan arah kehidupan. Jika kita berfikir negatif, maka kehidupan kita pada akhirnya akan menjadi negatif, sebaliknya jika kita senantiasa berfikir positif maka kehidupan juga akan memberi hal-hal positif pada diri kita. Langkah yang bisa dilakukan agar kita bisa merdeka dari pikiran negatif diantaranya ubah kebiasaan buruk menjadi kebiasaan baik, kelilingi diri kita dengan hal-hal yang positif, cari lingkungan yang mendukung kita ke arah positif serta belajar menerima kenyataan karena kejadian apapun yang menimpa kita jika kita tidak mengijinkan pikiran negatif muncul maka hasinya adalah pikiran positif yang akan timbul.


Itulah diantaranya langkah-langkah yang bisa dilakukan dalam upaya memperoleh kemerdekaan hati. Kemerdekaan fisik tidaklah lengkap tanpa kemerdekaan hati dan itu haruslah kita perjuangkan sebagaimana para pejuang dulu memerdekakan indonesia. Sekali lagi, sudahkah hatimu merdeka ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun