Kabupaten Kudus menyimpan banyak objek wisata menarik, dan salah satu yang paling unik adalah Air Tiga Rasa. Terletak di Desa Japan, Kecamatan Dawe, tepatnya di kawasan Makam Syekh Sadzali di kaki Gunung Muria, mata air ini menawarkan pengalaman yang tak biasa dan penuh keajaiban. Air Tiga Rasa Rejenu namanya, objek wisata alam yang ini berada di Kabupaten Kudus, tempatnya bejarak 21km dari kota. Di air Tiga Rasa ini tersedia fasilitas umum yang cukup lengkap seperti toilet, warung, kamar mandi, dan mushola.
Air Tiga Rasa ini merupakan peninggalan dari Syekh Hasan Sadzali, beliau merupakan seorang Waliyullah dari Bagdad Iraq. Syekh Hasan Sadzali menyebarkan Agama Islam di Nusantara kurang lebih sekitar abad 12 atau 13 silam. Beliau merupakan murid dari Sunan Muria, pada saat menghadap Sunan Muria untuk berguru Syekh Hasan Sadzali dianjurkan untuk pergi ke sebelah utara tepatnya di daerah Rejenu Dawe Kudus. Syekh hasan sadzali memiliki karomah salah satunya air kramat yang memiliki tiga rasa yang berbeda dimana air Tiga Rasa itu digunakan untuk wudhu syekh hasan sadzali, air yang memiliki tiga rasa yang berbeda ini tidak pernah surut baik musim hujan maupun musim kemarau panjang, dengan hal ini merupakan bagian dari karomah wali.
Ketiga air yang berbeda ini diyakini memiliki khasiat yang berada-beda, pada air yang pertama berkhasiat mengobati berbagai macam penyakit, pada air yang kedua berkhasiat untuk menumbuhkan rasa percaya diri dalam menghadapi permasalahan hidup, dan pada air yang ketiga berkhasiat mempermudah dalam mencari ilmu. Rasa air dari ketiga sumber ini tidak sama. Ada yang bilang salah satu mata air terasa manis, yang lain cenderung asam seperti minuman bersoda, dan bahkan ada yang agak pahit. Uniknya, apabila ketiga air tersebut dicampur, rasanya akan menjadi tawar.
Awal mula penemuan Air Tiga Rasa pada tahun 1985 bisa dibilang cukup menarik. Saat itu, Maskad Cakra Anbiya, seorang pemuka agama dari Kudus, sedang berkunjung ke sekitar kaki Gunung Muria bersama para jamaahnya. Kami teringat saat pertama kali mencicipi air dari ketiga sumber ini. Awalnya, saya skeptis tentang perbedaan rasanya, namun setelah mencicipi, saya merasakan sensasi yang benar-benar unik dan sulit dijelaskan. Mungkin inilah yang membuat banyak orang dari berbagai daerah datang ke sini, terutama pada hari-hari besar Islam seperti malam Satu Suro.
Menurut Maskad Cakra Anbiya, perbedaan rasa ini mungkin berasal dari akar-akar pohon di sekitar mata air tersebut. Setiap akar pohon memberikan karakteristik rasa yang berbeda-beda. Lebih dari itu, setiap mata air juga dipercaya memiliki manfaatnya sendiri. Yang pertama untuk kelancaran rezeki, yang kedua untuk kekuatan spiritual, dan yang ketiga sebagai obat berbagai jenis penyakit. Meskipun berada di kawasan makam ulama besar, Air Tiga Rasa terbuka untuk siapa saja tanpa memandang suku atau agama. Di sini, saya merasa suasana kebersamaan yang luar biasa, di mana semua orang, baik Buddha, Kristen, keturunan Dayak, Jawa, maupun Cina, bisa bersama-sama menikmati keunikan mata air ini. Namun, ada beberapa pantangan yang perlu ditaati ketika berkunjung ke sini. Misalnya, wanita yang sedang haid disarankan untuk menunggu di warung yang ada di dekat Air Tiga Rasa. Selain itu, tempat ini buka selama 24 jam dan tidak ada tiket masuk atau biaya tertentu. Pengunjung juga diperbolehkan membawa pulang air dari sumber ini, dan jika tidak membawa tempat, jerigen atau botol bisa dibeli di warung sekitar.
Untuk mencapai tempat ini, saya sarankan menggunakan kendaraan roda dua. Jika Anda membawa mobil, ada tempat parkir yang disediakan, dan perjalanan bisa dilanjutkan dengan ojek. Mengunjungi Air Tiga Rasa adalah pengalaman yang tidak hanya unik tapi juga memberikan ketenangan spiritual. Setiap kali saya kembali ke sini, saya selalu merasa segar dan berenergi, seakan-akan air dari sumber ini memang memiliki kekuatan khusus. Rasanya, tidak ada tempat lain yang mampu memberikan pengalaman serupa.
Tips saat mengunjungiÂ
Untuk kunjungan yang nyaman ke Air Tiga Rasa di kaki Gunung Muria, pilih waktu yang tepat. Hindari puncak keramaian seperti malam Satu Suro dan datanglah di pagi hari untuk suasana lebih sejuk. Pastikan kondisi fisik Anda prima, bawa air minum, dan makanan ringan. Sebaiknya gunakan sepeda motor karena jalan menuju lokasi sempit dan berbatu. Jika menggunakan mobil, parkir di tempat yang disediakan dan lanjutkan dengan ojek.
Bawa botol atau jerigen untuk mengambil air dari sumber, atau beli di warung sekitar jika lupa. Jangan lupa membawa pakaian ganti. Patuhi pantangan seperti wanita yang sedang haid sebaiknya menunggu di warung. Selalu jaga sikap sopan dan hormat di tempat keramat ini. Pelajari sedikit sejarah dan keunikan Air Tiga Rasa sebelum berkunjung agar pengalaman lebih bermakna dan pahami khasiat tiap mata air. Sebelum berziarah, mandi dan berwudhu terlebih dahulu untuk membersihkan diri dari hal negatif dan memastikan kondisi rohani dalam keadaan suci.
Nikmati keindahan alam sekitar Gunung Muria dan bawa kamera untuk mengabadikan momen. Berinteraksi dengan penduduk lokal bisa memberikan wawasan lebih tentang cerita dan legenda di balik Air Tiga Rasa. Selalu bersikap ramah dan sopan kepada warga setempat. Saat berziarah, ucapkan salam sebagai bentuk rasa hormat kepada sesama makhluk, baik yang tampak secara dzahir maupun batin.