Mohon tunggu...
Zaki Fahminanda
Zaki Fahminanda Mohon Tunggu... Lainnya - Honesty is a very expensive gift. Do not expect it from cheap people

Kombinasi Semangat dan Etika

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Menerka Kartu Pra Kerja

24 Mei 2020   13:26 Diperbarui: 8 Juni 2020   20:14 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(DOK.ANTARA/ADITYA PRADANA PUTRA)

Kehadiran Kartu Pra Kerja kembali menuai polemik di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Setelah sebelumnya menjadi perdebatan yang cukup hangat, ketika diperkenalkan oleh Presiden Joko Widodo sebagai salah satu program unggulannya dalam kampanye Pemilihan Presiden Tahun 2019 lalu. Pada saat ini, ketika  genap satu bulan sejak diluncurkan pada 20 April 2020 lalu, eksistensi program Kartu Pra Kerja kembali dipertanyakan.  

Dengan besarnya anggaran yang dialokasikan, yakni Rp. 20 Trilliun, banyak anggota DPR , politisi dan pengamat kebijakan publik di Republik ini yang menilai miring kebijakan program Kartu Pra Kerja ini. Mulai dari fungsinya, manfaatnya, penggunaannya, hingga kepada para perusahaan/pihak ketiga yang akan menjadi mitra. 

Tapi sebenarnya, apa sih program Kartu Pra Kerja ini? Kenapa harus dipolemikkan? Mari kita bahas bersama.

Jika kita buka website dari program ini, yakni www.prakerja.go.id, yang dimaksud dengan Kartu Pra Kerja adalah bantuan biaya pelatihan bagi masyarakat Indonesia yang ingin memiliki atau meningkatkan keterampilannya. 

Bagi pencari kerja, buruh, karyawan dan pegawai, akan diberikan bantuan keuangan dalam bentuk  saldo di dalam kartu prakerja, yang nantinya digunakan untuk membeli program pelatihan-pelatihan dari perusahaan mitra Kartu Pra Kerja guna peningkatan skill dan kemampuan sebelum memasuki dunia kerja yang dituju. 

Jika kita lihat, tidak ada yang salah dengan kebijakan ini. Justru kebijakan ini sedang mencoba menjawab salah satu permasalahan utama para tenaga kerja diIndonesia, yakni rendahnya skill dan kemampuan.

Rendahnya skil dan kemampuan berdampak kepada terbatasnya lapangan kerja yang sesuai dengan kompetensi para pencari kerja. Salah satunya adalah dunia industri. Masih hangat diperbincangkan, tentang kehadiran 500 orang tenaga Kerja Asing yang ditolak masuk ke salah satu Provinsi di Sulawesi. 

Perusahaan yang mengontrak TKA asing tersebut menilai bahwa TKA yang didatangkan memiliki kompetensi yang tidak dimiliki oleh Tenaga Kerja di Indonesia, yakni menginstalasi dan mengoperasionalkan beberapa alat produksi perusahaan mereka. Cukup bingung mendengarnya. 

Tapi apa mau dikata, itulah yang terjadi. Kehadiran program Kartu Pra Kerja tentu diharapkan juga bisa mengatasi permasalahan seperti ini kedepannya.

Selain itu, program Kartu Pra Kerja juga memberikan pengenalan-pengenalan tentang pekerjaan di bidang IT, enginering, ekonomi, tekhnik menghadapi interview pekerjaan, media sosial, pengembangan bisnis IKM, bahkan lapangan kerja apa saja yang sedang di butuhkan dunia dan di indonesia saat ini, informasi tersebut bisa didapatkan di blog Kartu Pra Kerja. Cukup lengkaplah, bagi sebuah platform baru yang dimiliki oleh pemerintah, bukan swasta.

Namun dari beberapa kelebihannya, ternyata kartu prakerja juga memiliki beberapa kelemahan. Diantaranya adalah, konten-konten pelatihan yang akan dibeli kepada perusahaan mitra Kartu Pra Kerja. Ternyata, konten pelatihan yang tersedia dirasa belum bisa menjawab kebutuhan para pencari kerja. Bahkan banyak pelatihannya agak sedikit aneh dan berbiaya cukup mahal. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun