Mohon tunggu...
Zaki Ainurrofiq
Zaki Ainurrofiq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas Muhammadiyah Jakarta Penerima Beasiswa 1000 Da'i Bamuis BNI

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Dakwah Nabi Nuh

9 Juli 2024   20:47 Diperbarui: 10 Juli 2024   07:56 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pin.it/243925I9e

"Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, lalu ia berkata: 'Wahai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan (yang haq) bagimu selain-Nya. Sesungguhnya (kalau tidak), aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar (kiamat)."

Allah SWT mengutus Nabi Nuh AS kepada kaumnya sebagai rasul. Nabi Nuh AS menyeru mereka untuk menyembah Allah SWT dan meninggalkan penyembahan berhala. Beliau memperingatkan mereka tentang azab yang besar jika mereka terus-menerus dalam kekafiran dan kemaksiatan.

Para pemuka atau pemimpin kaumnya menolak seruan Nabi Nuh AS dan menuduh beliau berada dalam kesesatan. Tuduhan ini menunjukkan bahwa mereka tidak mau menerima kebenaran yang dibawa oleh Nabi Nuh AS dan tetap keras kepala dalam kekafiran mereka.

Nabi Nuh AS menjawab tuduhan kaumnya dengan tegas bahwa dirinya tidak sesat. Beliau menegaskan bahwa dirinya adalah utusan Allah SWT, Tuhan semesta alam. Nabi Nuh AS menunjukkan keyakinan dan keteguhannya dalam menyampaikan risalah Allah SWT.

Nabi Nuh AS menjelaskan bahwa tugasnya adalah menyampaikan amanat dari Allah SWT dan memberikan nasihat kepada kaumnya. Beliau juga menegaskan bahwa dirinya memiliki pengetahuan dari Allah SWT yang tidak dimiliki oleh kaumnya, sehingga apa yang disampaikannya adalah kebenaran.

Nabi Nuh AS mempertanyakan keheranan dan ketidakpercayaan kaumnya terhadap peringatan yang datang dari Allah SWT melalui seorang laki-laki dari kalangan mereka sendiri. Beliau menegaskan bahwa tujuan dari peringatan ini adalah agar mereka bertakwa dan mendapatkan rahmat dari Allah SWT.

Kaum Nabi Nuh AS tetap mendustakan beliau meskipun telah diberi peringatan. Akhirnya, Allah SWT menyelamatkan Nabi Nuh AS dan orang-orang yang beriman bersamanya di dalam kapal, sedangkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah SWT ditenggelamkan oleh banjir besar. Ini adalah bentuk hukuman bagi mereka yang buta mata hatinya dan enggan menerima kebenaran.

Ayat-ayat dalam surah Al A'raf 59-64 ini mengajarkan kepada kita pentingnya menerima dan mengamalkan ajaran Allah SWT yang disampaikan oleh para rasul-Nya. Penolakan terhadap kebenaran hanya akan membawa kepada kehancuran dan azab. Sebaliknya, mengikuti petunjuk Allah SWT akan membawa kepada keselamatan dan rahmat-Nya. Semoga kita semua termasuk orang-orang yang mendengarkan dan mengikuti nasihat para rasul, sehingga mendapatkan rahmat dan perlindungan dari Allah SWT.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun