Mohon tunggu...
Zakiah
Zakiah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Buatlah setiap detik bernilai dan bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Orang Tua dalam Mengarahkan Gaya Belajar Anak pada Kurikulum Merdeka

2 Agustus 2024   17:21 Diperbarui: 2 Agustus 2024   17:58 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam implementasi Kurikulum Merdeka, siswa diberikan kebebasan untuk mengembangkan potensi mereka secara mandiri. Namun, sebagai orang tua, perlu untuk menemukan keseimbangan antara mengarahkan anak dan menghormati gaya belajar mereka. Tulisan ini akan menjelaskan peran orang tua dalam membantu anak menemukan keseimbangan dalam mengarahkan dan menghormati gaya belajar mereka dalam konteks Kurikulum Merdeka. Berikut peran orang tua dalam mengarahkan gaya belajar anak:

Pandangan Para Ahli tentang Peran Orang Tua dalam Mengarahkan Gaya Belajar

Untuk mendukung pandangan ini, kami akan merujuk pada pandangan beberapa ahli dalam bidang pendidikan:

1. Maria Montessori (1870-1952) adalah seorang pendidik dan dokter Italia yang dikenal karena pendekatannya terhadap pendidikan anak. Pandangannya tentang pendidikan menekankan pentingnya memberikan kebebasan kepada anak untuk mengeksplorasi dan belajar secara mandiri. Montessori percaya bahwa anak memiliki kemampuan bawaan untuk belajar, dan tugas pendidik adalah menghormati kebutuhan individual mereka. Mengarahkan Gaya Belajar Anak: Menurut Montessori, orang tua memiliki peran penting dalam mengarahkan gaya belajar anak. Mereka dapat membantu anak mengidentifikasi minat dan bakat mereka, serta memberikan pengalaman dan sumber daya yang relevan. Orang tua dapat mengenalkan berbagai konsep dan keterampilan kepada anak, memberikan contoh yang baik, dan menjadi sumber inspirasi yang mendorong keingintahuan dan eksplorasi anak. Namun, penting bagi orang tua untuk tidak memaksa atau menekan anak untuk mengikuti satu gaya belajar tertentu. Montessori percaya bahwa setiap anak memiliki ritme dan preferensi belajar mereka sendiri. Orang tua harus menghormati keunikan anak, membiarkan mereka memilih jalannya sendiri dalam proses belajar, dan memberikan dukungan yang diperlukan. Menghormati Gaya Belajar Anak: Dalam Kurikulum Merdeka, menghormati gaya belajar anak adalah prinsip penting. Orang tua perlu memahami bahwa setiap anak memiliki cara belajar yang unik. Beberapa mungkin belajar dengan membaca, sementara yang lain belajar melalui pengalaman langsung. Menghormati gaya belajar anak berarti memberikan mereka ruang untuk mengeksplorasi dan mengembangkan minat mereka sendiri, sambil tetap memberikan bimbingan dan dukungan. Orang tua dapat menerapkan pendekatan Montessori dengan memberikan lingkungan yang mendorong kemandirian dan eksplorasi. Mereka dapat menyediakan materi pembelajaran yang sesuai dengan minat anak, memastikan kebebasan dalam memilih aktivitas belajar, dan memberikan waktu yang cukup untuk menjalani proses belajar yang alami. Menemukan Keseimbangan: Menemukan keseimbangan antara mengarahkan dan menghormati gaya belajar anak adalah tantangan yang dihadapi oleh orang tua dalam Kurikulum Merdeka. Penting bagi orang tua untuk tetap menjadi pendukung dan fasilitator bagi anak mereka, daripada mengendalikan atau memaksa mereka. Dalam mencari keseimbangan ini, orang tua perlu melakukan observasi terus-menerus terhadap anak mereka, berkomunikasi dengan mereka, dan menjalin kolaborasi dengan guru dan pihak sekolah.

2. Menghormati Gaya Belajar Anak: Howard Gardner (1983),seorang psikolog dan ahli teori kecerdasan majemuk, berpendapat bahwa setiap individu memiliki kecerdasan yang beragam, seperti kecerdasan linguistik, logika-matematis, kinestetik, dan lainnya. Di sisi lain, penting juga bagi orang tua untuk menghormati gaya belajar anak. Setiap anak memiliki keunikan dan cara belajar yang berbeda-beda. Orang tua perlu menghormati dan mendukung kecerdasan yang dimiliki anak, memberikan ruang bagi mereka untuk belajar dengan gaya yang paling nyaman dan efektif. Menurut Gardner, orang tua perlu mengenali kecerdasan dominan anak mereka dan mendukung pengembangannya dalam proses pembelajaran. Dalam Kurikulum Merdeka, orang tua dapat membantu anak menemukan gaya belajar yang sesuai dengan kecerdasan dominan mereka, tetapi juga memberikan kesempatan untuk mengembangkan kecerdasan lainnya.

3. Menemukan Keseimbangan: Lev Vygotsky (1978), seorang psikolog sosial, menekankan pentingnya interaksi dan bimbingan dalam pengembangan anak. Menurut Vygotsky, orang tua dapat berperan sebagai mediator yang membantu anak memahami dan mengatasi tantangan pembelajaran. Dalam konteks Kurikulum Merdeka, orang tua perlu memahami gaya belajar anak dan memberikan bimbingan yang sesuai, tetapi juga memberikan kebebasan kepada anak untuk bereksplorasi dan belajar secara mandiri. menekankan pentingnya kerjasama antara orang tua dan anak dalam pembelajaran. Dalam konteks Kurikulum Merdeka, orang tua dapat menemukan keseimbangan dengan mendukung anak dalam mengeksplorasi minat dan bakat mereka, sambil memberikan arahan dan bimbingan yang diperlukan. Orang tua dapat melibatkan anak dalam pembuatan keputusan tentang topik belajar, metode yang ingin mereka gunakan, serta memberikan tantangan yang sesuai untuk mengembangkan potensi mereka. Pada saat yang sama, orang tua perlu menghormati keinginan anak untuk belajar dengan gaya yang mereka pilih.

4. Menurut Alfie Kohn (1993), seorang pakar pendidikan dan melalui karyanya "Punished by Rewards", memberikan wawasan berharga tentang pentingnya menemukan keseimbangan antara mengarahkan dan menghormati gaya belajar anak dalam Kurikulum Merdeka. Menurut pandanganya bahwa memaksakan gaya belajar pada anak dapat berdampak negatif. Ia berpendapat bahwa membiarkan anak memiliki kontrol terhadap proses belajar mereka dapat memupuk motivasi intrinsik dan rasa tanggung jawab terhadap pembelajaran. Oleh karena itu, orang tua perlu mempertimbangkan kebutuhan dan preferensi anak dalam menghormati gaya belajar mereka, sambil tetap memberikan arahan yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Menemukan Keseimbangan dalam Praktik 

1. Memahami Gaya Belajar Anak. Orang tua perlu mengamati dan berkomunikasi dengan anak mereka untuk memahami gaya belajar yang paling efektif bagi mereka. Setiap anak memiliki preferensi belajar yang berbeda, seperti visual, auditori, kinestetik, atau campuran dari beberapa gaya belajar. Dengan memahami gaya belajar anak, orang tua dapat memberikan bimbingan yang sesuai.

2. Memberikan Bimbingan yang Mendukung. Orang tua dapat memberikan bimbingan dan arahan yang sesuai dengan gaya belajar anak. Misalnya, jika anak cenderung belajar dengan melihat gambar atau diagram, orang tua dapat menyediakan materi pembelajaran dalam bentuk visual. Namun, penting untuk menghindari memaksa anak mengikuti satu gaya belajar tertentu secara eksklusif, karena itu dapat membatasi perkembangan mereka.

3. Memberikan Kebebasan dan Ruang bagi Anak. Orang tua juga perlu memberikan kebebasan dan ruang bagi anak untuk bereksplorasi dan belajar secara mandiri. Kurikulum Merdeka memberikan kesempatan bagi anak untuk mengembangkan minat dan bakat mereka sendiri. Orang tua dapat mendukung ini dengan memberikan waktu dan fasilitas yang diperlukan untuk mengeksplorasi minat anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun