Mohon tunggu...
Zaki
Zaki Mohon Tunggu... Pengajar

Penikmat kopi dan pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ikhtiar Meniti Jalan Untuk Kemakmuran Masjid

26 Maret 2025   07:35 Diperbarui: 26 Maret 2025   07:35 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bulan Suci Ramadhan ialah bulan yang penuh dengan keberkahan, ampunan serta rahmat Allah SWT. Bulan yang selalu dan pasti dinantikan kehadiranya oleh umat Muslim di seluruh dunia. Pada bulan suci Ramadhan pun kiranya merupakan momentum yang tepat untuk mengekspresikan segala bentuk cinta serta wujud kehambaan kita kepada Allah SWT dengan beragam kegiatan yang positif dan memberikan sumbangsih kemanfaatan yang nyata. Tidak mau kesempatan baik selama bulan suci Ramadhan ini lewat begitu saja, Ketua Lembaga Takmir Masjid Nahdlatul Ulama (LTMNU) PC NU Kabupaten Nganjuk Sdr. Bapak M. Muad, M.Si bersama jajaran LTMNU cabang menginisiasi kegiatan 'Sambang Masjid' sebagai media silaturahim dan konsolidasi organisasi LTMNU pada tingkatan pengurus cabang (kabupaten) hingga level pengurus dimasing-masing wakil cabang (kecamatan). Total selama bulan suci Ramadhan ini kegiatan 'Sambang Masjid' sudah 7 kali diadakan secara bergiliran. Acara 'Sambang Masjid' yang digelar secara maraton ini, terselenggara di beberapa wilayah kecamatan, diantaranya kecamatan Gondang, Nganjuk Kota, Wilangan, Brebek, Loceret, Bagor dan terakhir di kecamatan Pace. Acara roadshow 'Sambang Masjid' ini pun menjadi lebih kaya dan bermakna dengan adanya penyampaian materi pendahuluan tentang 'Fungsi Masjid dalam meningkatkan ketaqwaan dan pemberdayaan umat' oleh KH. Roni Sya'roni, SH selaku Syuriah PCNU Kabupaten Nganjuk.

Dimensi sejarah 

Dalam paparannya, beliau KH. Roni Sya'roni terlebih dahulu membuka cakrawala pengetahuan kita mengenai sejarah Masjid, baik dari aspek sejarah (historical) maupun konstruksi bangunan (arsitectural). Kisah dimulai dari sebuah masjid yang dibangun Rasulullah Muhammad SAW pada abad ke 7 masehi dengan sangat sederhana, setelah selesai Nabi kemudian menunjuk tempat yang pas untuk meletakkan sebuah mimbar yang didalamnya terdapat 3 undak (tingkat) yang digunakan nabi sebagai tempat duduk ketika berbicara kepada para Jemaah. Kemudian, masih pada abad 7 masehi, tepatnya pada zaman khalifah Bani Umayyah arsitektur masjid mulai berkembang, ditandai dengan sebuah arsitektur masjid yang memiliki kemiripan dengan bangunan castel atau istana zaman romawi kuno pada abad ke 2 masehi. Situasi peradaban yang ditopang oleh perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang arsitektur juga turut andil proses transformasi masjid dari masa ke masa, hingga sekarang. Masjid terus bertransformasi pada abad ke 8 masehi pada zaman Daulah Abbasiyah, berlanjut abad ke 12 masehi pada zaman Salahuddin Al-Ayubi di Mesir, abad ke 20 masehi berdiri megah Masjid Syech Zayed di Abudabi serta abad ke 21 masehi yang bisa kita saksikan sendiri kemegahan-kemegahan bangunan Masjid yang telah mengalami proses transformasi arsitektural yang luar biasa indah.

Dimensi Fungsi Masjid

Dalam berbagai literatur yang ada, pada era Nabi dan Khulafaur Rasyidin fungsi Masjid setidaknya dapat diklasifikasikan kedalam 6 tujuan (fungsi) yang sangat penting dan strategis, diantaranya adalah fungsi utama yaitu sebagai tempat ibadah sebagaimana sholat, doa maupun ritual keagamaan islam lainya. Selain sebagai tempat peribadatan, masjid kala itu juga digunakan sebagai tempat pusat pembelajaran, belajar Al-Qur'an, hadist, fiqih dan keilmuan-keilmuan lainnya. Tidak lupa kala itu Masjid kala itu juga digunakan sebagai tempat berlindung dari gangguan yang ada. Selanjutnya dari fungsi sosial Masjid juga digunakan sebagai pusat-pusat pertemuan, diskusi dan beragam kegiatan sosial. Selain sebagai tempat pusat komunitas, Masjid juga digunakan sebagai tempat bermusyawarah baik itu persoalan yang menyangkut masalah sosial kemasyarakatan maupun politik. Tidak hanya itu, Masjid juga digunakan sebagai tempat berlindung bagi orang miskin dan orang-orang terlantar. Dari sisi fungsi politik diantaranya sebagai pusat pemerintahan, bahwa pada masa Khulafaur Rasyidin pusat kendali pemerintahnya juga berada di Masjid, selain itu Masjid juga digunakan sebagai tempat pengambilan keputusan strategis dan pusat diplomatik, dimana tidak sedikit pertemuan-pertemuan penting dengan utusan dan pemimpin lain dilakukan di Masjid. Selanjutnya dari fungsi pendidikan Masjid digunakan sebagai pusat pengajaran Al-Qur'an dan hadits, pelatihan kepemimpinan dan pemikiran serta yang tidak kalah penting adalah Masjid sebagai pusat penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan. Terakhir adalah dari fungsi ekonomi dan pemberdayaan umat Masjid kala itu juga digunakan sebagai tempat pendistribusian zakat dan sedekah, tidak hanya itu Masjid juga sebagai titik temu dan berdenyutnya aktivitas perdagangan dan ekonomi umat.  Sementara itu, fungsi Masjid pada era selanjutnya yaitu era Turkey Utsmani (1299-1922) telah terjadi transformasi fungsi Masjid selain 5 fungsi penting utama diatas, dengan adanya fungsi budaya sebagai fondasi membangun peradaban dan keumatan. Fungsi budaya yang dimaksud diantaranya sebagai pusat kesenian, tempat penyelenggaraan acara budaya dan berkembanya arsitektur keislaman yang semakin modern.  

Ekosistem Masjid

Membahas Masjid tidak cukup dipahami dan dimengerti secara parsial saja, namun Masjid adalah ibarat sebuah sistem, itu artinya Masjid memiliki kumpulan unsur, komponen atau variabel yang saling berhubungan dan berkoordinasi untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian Masjid sudah seyogyanya didukung oleh adanya ekosistem yang mendukung peran dan fungsi tujuan dari Masjid itu sendiri. Dalam ekosistem Masjid paling tidak harus didukung oleh 6 unsur penting yaitu, Pertama Takmir Masjid, adapun hal-hal yang menjadi domain takmir Masjid adalah terkait dengan ideology peribadatan Masjid, periodisasi pengurus atau proses kaderisasi yang berkelanjutan serta kapasitas pengurus takmir Masjid yang mumpuni, terbuka (open minded) pada hal-hal baru yang baik dan tentunya untuk mendukung kemakmuran Masjid. Kedua Sarana prasarana, yaitu berkaitan dengan status tanah masjid (wakaf) harus jelas, inventarisasi asset Masjid, pemeliharaan bangunan lingkungan dan kebersihan Masjid. Ketiga Manajemen, harus ada proyeksi yang jelas terkait program-program kerja kemasjidan, tata kelola pengurus dan program serta pengelolaan program yang berkesinambungan dan partisipatif. Keempat Imaroh atau memakmurkan masjid dengan berbagai kegiatan yang sesuai dengan fungsi-fungsi kemasjidan. Kelima Pendanaan, dimana hal ini bertalian erat dengan sumber pendanaan, pengalokasian dana untuk beragam kegiatan serta yang tidak kalah pentingnya adalah pertanggung jawaban keuangan sebagai bentuk transparansi dan keterbukaan kepada jamaah (publik). Keenam Kerjasama (Networking), dimana pengurus takmir Masjid harus membangun hubungan yang baik dan sinergis dengan pihak-pihak lain, baik pemerintah, swasta, lembaga pendidikan dan simpul-simpul penting lainya.  Dengan demikian, ketika ekosistem ini terbangun dengan baik, maka tujuan dan fungsi Masjid akan terus terjaga. Bahwa betul kemakmuran Masjid adalah sebuah tujuan, namun untuk membuat fungsi tujuan itu terwujud maka hal-hal yang berkaitan dengan ekosistem Masjid harus diperhatikan dan dikelola dengan sebaik-baiknya. Karena menurut saya pribadi, dalam konteks manajemen Masjid akan tetap berlaku hukum sebab akibat, dimana setiap peristiwa yang terjadi pasti memiliki sebabnya. Kemakmuran Masjid bisa dikatakan terwujud apabila jamaahnya semakin banyak, baik segi kuantitas dan kualitasnya, namun itu semua harus dibarengi dengan pengelolaan Masjid yang terbaik agar supaya jamaahnya semakin betah. Bukankan indah jika kita menganggap Masjid adalah sebuah rumah, maka sejauh apapun anda pergi, Masjid tetaplah tempat terbaik dan ternyaman untuk kembali pulang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun