Mohon tunggu...
Zaki Setiawan
Zaki Setiawan Mohon Tunggu... Penulis - anak dari solo

Ingin Belajar Menulis

Selanjutnya

Tutup

Nature

Save Our Earth

31 Desember 2013   13:37 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:19 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

SAVE OUR EARTH adalah ungkapan yang sering kita dengar. Initentang penyelamatan lingkungan alam. Bumi semakin tua maka harus diselamatkan dari limbah terutama limbah plastik. Karena diurai oleh tanah dalam jangka waktu sangat lama. Beda dengan zat oragnik yang lebih cepat diurai tanah

Saya punya pengalaman menarik tentang ungkapan diatas. Tindakan yang sederhana namun bermanfaat. Karena manfaatnya adalah menyelamatkan bumi sekaligus ada keuntungan secara komersial. ART (Asisten Rumah Tangga ) kami yang melakukan langkah ini. Dia dapat tambahan uang dengan mengumpulkan limbah kertas dan plastik yang ada di rumah kami

Maklum, Semenjak bisnis mainan semakin berkembang. Bisnis mainan yang berupa persewaan dan jual beli mainan. Makanya, paket mainan sering keluar masuk di rumah. Dampaknya adalah sampah Plastik dan Kardus pembungkus semakin menumpuk di rumah.

Dia minta izin istri untuk mengumpulkan limbah tersebut untuk dijual. Istri tentu saja “OK” saja. Karena hanya menambahi sampah di rumah saja. Dia menunggu sampah semakin menggunung. Semua sampah plastik di rumah juga dilibas semua misal: botol aqua, botol soft drink, pembersih lantai dsb.

Akhirnya, setelah terkumpul “segunung sampah” kemudian dijual ke pengumpul sampah. Kalau di daerah kami disebut tukang rosok ( Orang yang berprofesi jual beli barang rongsokan). “Barang Dagangan” ditimbang dan dibayar oleh si tukang rosok. Harganya adalah Rp 7000,-/kg untuk segala jenis limbah baik plastic atau besi.

Pertama kali, dia bisa jualan satu kilogram limbah maka dapat 7 ribu rupiah. Dia simpan uang hasil penjualan baik-baik sembari mngumpulkan sampah yang lain. Dia bisa menjual 2 kilogram untuk tahap kedua dan disimpan baik-baik uangnya. Dan seterusnya.

Puncaknya, Sewaktu istri beli mainan agak banyak dan ukurannya gede. Dia dapat uang cukup banyak. Otomatis kardus pembungkus juga besar dan berat. Artinya kiloannya banyak maka rupiahnya juga lebih banyak. Hehehehehe…

Dia pernah sekali jual “rosok” mendapat uang 35 ribu. Akumulasi uang yang diterima tentu sudah banyak. Hasil penjualan limbah ini digunakan untuk membeli baju buat anak di rumah. Anaknya senang karena baju baru. dan dia senang karena tidak mengurangi gajinya.

Kebiasaan ini terus berlanjut. Limbah non biodegradable di rumah terus dilibas olehnya. Dia juga dapat tambahan dari usaha kami. Karena main job adalah urusan rumah tangga bukan usaha bisnis. Karena sering bantu ya dapat “ekstra”. Alhamdulilllah sudah rutin kami berikan.

Akumulasi tambahan uang dari segala penjuru dugunakan untuk membeli Kompor Gas dan HP baru. Kompor Gas “RINNAI” dan HP Tok skrin (baca : Touch Screen) merek NOKIA telah terbeli dengan sukses. Hehehehehehe…!!!!

Sesuatu yang mungkin remeh dihadapan kita seringkali sangat bermanfaat untuk orang lain. Kita bantu orang ternyata bukan dengan memberi saja. Kasih kesempatan untuk mengembangkan kreativitasnya kadang lebih membantu.

Saya dan istri juga senang. Karena tidak perlu diiming-imingi imbalan yang besar. Dia sudah termotivasi untuk bekerja dengan baik. Dia akan berusaha lebih baik untuk dirinya dan so pasti buat kita juga. Hehehehehehe…!!!! Sekali dayung dua tiga pulau terlampaui. Dia semakin produktif bekerja dan SAVE OUR EARTH.hehehehehehe...!!!!

Dunia ini memang aneh. Solusi kadang hadir dengan hitungan yang rumit namun seringkali hadir dengan cara yang sangat sederhana. Apa ikut jualan “rosok” juga ya? Hahahahahahahhaha…!!!! Janganlah udah ada bagian masing-masing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun