Membahas tentang pendidikan di negeri ini tidak ada habisnya, banyak permasalahan ataupun kesalahan yang ada pada pendidikan kita, dikarenakan kurangnya pengetahuan ataupun Sosialisasi bagi para pelajar maupun tenaga pendidik di lingkungan sekolah.Â
Mungkin pembelajaran di sekolah setiap tingkatan itu tidak sama materi yang dipelajari dan setiap pembelajaran itu ada ruang ruang yang terstratifikasi dalam hierarki senioritas, tapi kali ini tidak membahas ruang kelas ataupun senioritas, tapi kali ini membahas tentang bagaimana sekolah sebagai ujung tombak perubahan dan siswa sebagai agen perubahan untuk mencapai tujuan semestinya untuk dicapai, dengan kesejahteraan bersama bukan hanya sebuah ilusi kata pada sebuah slogan ataupun jargon saja, yang nyatanya dimana sebenarnya tujuan utama mereka adalah untuk kesejahteraan Sekolah.
Â
Mungkin kalau kita memahami filosofi  sebuah sekolah  itu adalah suatu hal yang sangat panjang untuk diuraikan dan membuka mata untuk memahami apa itu sekolah sebenarnya.Â
Mungkin dalam rentan yang panjang umat manusia kita dapat menganalisis secara historis-diakronis bahwa konsep sekolah adalah suatu hal yang baru di dalam dinamika sosiologi-antropologis umat manusia, awalnya mungkin sekolah sebagai konsep memiliki interpretasi optimis lambat laun seiring berkembangnya sejarah, interpretasi manusia mengenai konsep sekolah berubah, yang awalnya sekolah ditunjukan sebagai sarana pedagogi-humanisasi kini berubah menjadi sarana fabrikasi-kapitalis berkedok korporatis pedagogi.Â
Kaum kaum optimis pendidikan akan melihat bahwa fenomena ini merupakan fenomena penyimpangan sekolah dari  tujuan aslinya, namun  bila ditelaah secara semiotis ternyata sekolah sebagai "konsep" Itu hanya berganti maknanya,pergantian makna tersebut disebabkan oleh penambahan konten-konten  di dalam kerangka konsep, yang awalnya konsep sekolah berisi konten-konten pendidikan dan keilmuan lambat laun konsep sekolah terisi oleh kepentingan bisnis dan penindasan konten-konten pendidikan mulai tersingkir perlahan, dan diisikan konten-konten kepentingan, bagaimana konsep sekolah dapat direkonstruksi sedemikian rupa sehingga konsep di dalamnya bertambah tak terkira.Â
Kepentingan sekolah yang telah membuat marwah pendidikan tertinggal
Membahas tentang pendidikan bangsa untuk menuju Indonesia emas 2045 nampaknya terlalu tinggi untuk dibahaskan, dikarenakan kondisi pendidikan bangsa Yang sangat mengkhawatirkan, sederhana pendidikan bangsa ini tidak tertinggal tetapi kepentingan kapitalis sekolah yang menebang habis tujuan pendidikan seutuhnya,Kepentingan sekolah lah yang menebang habis kecerdasan dengan segala aturan yang tidak berpihak kepada. Siswa.
Di era sekarang baik di media sosial maupun iklan-iklan di ruang publik banyak berseliweran iklan promosi konser musik di sekolah-sekolah di negeri ini, mungkin orang beranggapan bahwa diadakan konser musik itu untuk hiburan bagi para siswa, tetapi apakah itu tujuan awal didirikan sekolah di bangsa ini, itu adalah sebuah contoh yang dimana sekolah lebih mementingkan sebuah popularitas demi untuk mencapai kepentingan sekolah, seperti orang beranggapan bahwa sekolah yang mengadakan konser musik di sekolah itu adalah suatu hal yang keren dan berkualitas, kenyataannya sekolah seperti itu adalah suatu sekolah yang lebih mementingkan kepentingan bisnis sekolah daripada pedagogi-humanisasi yang telah di tebang habis oleh sekolah dengan segala kepentingannya.Â
Dalam hal tersebut siswa yang seharusnya sebagai agen perubahan malah nyungsep di lingkaran lingkaran kepentingan sekolah, yang seharusnya siswa belajar selayaknya seorang manusia berpendidikan malah bertebaran di jalanan untuk mempromosikan konser musik sekolah, dalam hal tersebut dapat kita yakinkan bahwa pendidikan kita tidak membuat bangsa ini tertinggal tetapi sekolah dengan segala kepentingannya membuat pendidikan dirasakan tertinggal.Â
Maka dalam hal tersebut diyakinkan bahwa sekolah telah meyimpang dari khittah awal fungsinya sebagai sarana pedagogi-humanisasi yang mencerdaskan umat manusia malah dijadikan sarana fabrikasi-kapitalis yang berkedok korporatis pedagogi yang lebih mementingkan kepentingan bisnis sekolah yang dibalut dengan slogan sekolah industrial,yang telah habis menebang kecerdasan bagi  para  pemuda yang seharusnya menjadi agen perubahan