Mohon tunggu...
Zakharias Lusi Ujan
Zakharias Lusi Ujan Mohon Tunggu... Lainnya - DUC IN ALTUM

Ny toerana dia Mangina fa Misy Tompony

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tolong Anak-anak Kami Belajar Kembali di Sekolah!

23 Juli 2020   14:18 Diperbarui: 23 Juli 2020   14:23 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://riaupos.jawapos.com/kesehatan/05/04/2020/228667/mendampingi-anak-belajar-di-rumah.html

Judul tulisan singkat itu, diakhiri dengan sebuah kalimat seru. Kalimat tersebut mengungkapkan sebuah cetusan harapan, himbauan dari sejumlah orangtua, yang dialamatkan kepada seluruh  stakeholders dalam bidang pendidikan. Lebih khusus, pemangku yayasan persekolahan. Isi himbauan mereka, jelas terungkap dengan kalimat "Tolong Anak-anak kami kembali Belajar di Sekolah". 

Dari ungkapan itu terbaca adanya harapan dan himbauan. Juga semacam ada "kendala" belajar di rumah. Sebagai misal, seperti  rumah sebagai tempat belajar, juga ada masalah fasilitas belajar, serta proses belajar itu sendiri. Disinilah terjadi pelimpahan tugas dan tanggujawab mengajar atau pembelajaran anak, kembali kepada orang tua sebagai guru yang pertama dan utama. Tetapi dengan "Belajar di Rumah" terjadi pergeseran lagi akan tugas dan tanggungjawab itu.

Sedianya dari orangtua tetapi dilimpahkan  kepada guru di sekolah, dan pada masa pandemi ini tugas dan tanggungjawab kembali dengan sendirinya kepada orangtua dari anak-anak didik tersebut. Guru-guru merupakan pengajar dan pendidik. Mereka, perpanjangan tangan dari tugas dan tanggungjawab orangtua, dan anak-anak pada dasarnya merupakan anak didik, kelompok sasaran dari sistem dan rangkaian tugas belajar-mengajar dalam bidang pendidikan.

Menyoroti "kendala Belajar" di rumah, secara khusus "fasilitas" yang dibutuhkan untuk mewujudkan tugas pembelajaran jarak jauh itu. Memang ada semacam klasifikasi perbedaan. Itu menyentuh keragaman tingkat kemampuan keluarga. Boleh dibilang, ada keluarga yang mampu dan ada yang kurang mampu. Dan itu, berpengaruh besar dalam penyediaan fasilitas belajar di rumah.

Keluarga yang mampu tentu bisa dengan mudah mendapatkan fasilitas tersebut, kalau dibandingkan dengan yang kurang mampu. Fasilitas itu antara lain televisi atau ponsel, atau android yang perlu dilengkapi dengan paket data. Atau anak-anak bisa dikumpulkan di sebuah rumah yang punya fasilitas mumpuni. Tetapi terkadang , tidak terjadi. Jadi jelaslah kendala atau masalah fasilitas itu sendiri. Dalam hal ini kebutuhan akan uang menjadi lebih dari pada biasa. Belum lagi  kalau ditambah dengan pengeluaran untuk kebutuhan makan-minum.

Di samping itu, menyangkut tugas mengajar, pendampingan belajar atau pembelajaran anak itu, sudah pada waktunya untuk kembali kepada guru di sekolah, karena orangtua kerepotan dan sibuk mencari nafkah hidup untuk keluarga, dikarenakan terdampak adanya virus ini. Dan bisa dibayangkan lebih jauh lagi bagi orangtua yang hanya punya pekerjaan serabutan atau jualan kecil-kecilan yang terus dihandalkan untuk kelangsungan hidup dan ekonomi rumah tangga.

Kalau saja ditambah lagi dengan tugas mengajar dan mendampingi maka sangatlah sulit untuk pembagian waktu kerja dan tugas pendampingan akan anak-anak tersebut.

Selanjutnya, dengan belajar di rumah, anak-anak kehilangan (untuk sementara waktu) teman  dan teman bermain. Karena jarang bertemu kembali dengan sesama teman, jarang bertemu dengan guru-guru sekolah, dll. Semua itu sudah terjadi dan masih berlangsung.

Semua hal itu, terjadi selama ini. Di masa pandemi Covid-19 ini, sejak dari awal, dari "Tanggap Darurat sampai pada masa kelonggaran PSBB dan New Normal, diberlakukan Protokol Kesehatan, dengan menggarisbawahi salah satu butirnya adalah "Stay at Home".

Butir Protokol Kesehatan ini dimaksudkan supaya segala pekerjaan termasuk "belajar" dilakukan "di" dan "dari" rumah saja. Tujuannya adalah memutuskan mata rantai penyebaran virus tersebut. Dan kita tahu bahwa hal ini masih diberlakukan sampai sekarang. Memang sudah ada kegiatan pembelajaran tetapi masih dalam sisten online dan jarak jauh.

Pandemi corona ini membawa perubahan dalam sistem dan cara belajar dan penerapan pembelajaran itu sendiri. Protokol Kesehatn "Stay at Home" sungguh mewajibkan semua kegiatan pembelaran berpusat hanya di rumah, dengan sistem "on line" . Tetapi  didalam masa yang  sama ini, sejak dilonggarkan apa yang disebut PSBB, ada sejumlah pelayanan publik mulai difungsikan kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun