Mohon tunggu...
Agnan Zakariya
Agnan Zakariya Mohon Tunggu... profesional -

Work involves play, elevating the everyday to a special status, and a hearty enthusiasm for nonsense and alogical thinking.\r\n\r\nThe last song at www.zakariyasoewardi.co.uk

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Psikologi di Balik Orang-orang yang Percaya bahwa Mereka Tidak Kreatif

21 September 2012   04:52 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:05 1023
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1348207464720917061

[caption id="attachment_213641" align="aligncenter" width="500" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption] Berpikir kreatif adalah kemampuan alamiah dalam diri kita. Jika Anda memiliki otak yang berfungsi cukup baik Anda dapat memimpikan ide-ide baru. Sangat sederhana. Namun, ada beberapa orang di dunia saat ini yang percaya bahwa mereka tidak kreatif, bahwa mereka hanya tidak bisa berpikir kreatif, dan tidak peduli dengan apa yang mereka lakukan, selamanya mereka akan menjadi pemikir yang lurus tidak Analistis. Anda mungkin salah satu dari sebagian banyak orang tersebut. Hanya saja tidak benar untuk percaya begitu saja, bahwa siapapun tidak bisa menjadi kreatif. Perhatikan anak yang bermain dengan mainan di mana mereka harus menyesuaikan dengan mainan kecilnya, membentuk silinder ke dalam lubang dalam sebuah kotak. Lubang-lubang yang dipotong dengan cara bahwa mereka hanya akan membolehkan satu jalan  (atau dua, jika Anda benar-benar kreatif) untuk membentuk masing-masing polanya. Salah satu polanya dapat berbentuk lingkaran, persegi, bintang dan lain sebagainya. Jika Anda meninggalkan anak sendirian untuk bermain dengan mainan tersebut, pada akhirnya dia akan mencari cara untuk mendapatkan potongan yang tepat ke dalam lubang yang tepat, tanpa intervensi dari orang dewasa yang lebih knowledgable. Itulah kreativitas dalam tindakan: mencari ide atau solusi yang bekerja dengan melakukan percobaan dan bermain. Namun, masih ada begitu banyak orang yang percaya bahwa mereka tidak bisa melakukannya. Ketika mereka sedang berhadapan dengan masalah di tempat kerja, atau sekolah, atau dalam hubungan mereka, mereka pergi dengan solusi standar dan, jika itu tidak berhasil, akhirnya menyerah. Ketika mereka tidak dapat memasukkan pasak ke dalam lubang, mereka berhenti berusaha, karena mereka tidak bisa berpikir kreatif. Ada beberapa alasan begitu banyak orang tidak berpikir bahwa mereka kreatif, saya percaya itu. Dan psikologi tidak bisa menjelaskan lebih jauh tentang apa yang terjadi tersebut. Berikut adalah dua uraian alasan yang saya anggap sebagai yang paling menonjol bagi orang-orang yang percaya bahwa mereka tidak kreatif. Salah satu alasan orang tidak merasa kreatif adalah karena mereka menganggapnya sebagai Akumulasi anggapan yang besar. Mereka melihat orang-orang seperti Einstein dalam buku-buku sejarah, atau Steve Jobs dalam berita, menciptakan ide-ide inovatif yang mengubah dunia, lalu mereka berpikir praksis "Saya tidak pernah bisa melakukan itu!", malah menjadi momok yang menakutkan sebelum berpikir pada jenjang tingkat yang lebih intens dengan kreativitas. Mentalitas ini sangat kuat, di mana Anda hanya perlu menghidupkan, mungkin dengan menelepon, untuk sekedar mendengar atau melihat seseorang untuk melakukan tugas yang benar-benar revolusioner dengan ide-ide mereka. Sulit untuk membandingkan diri Anda dengan orang-orang yang berhasil (lebih sering daripada tidak) pada skala yang lebih besar. Bukan tidak boleh di bandingkan, tapi kreativitas tidak selalu tentang inovasi besar atau merevolusi dunia. Bahkan masalah kecil pun membutuhkan kreativitas (seperti ketika Anda masih kecil dan harus menempatkan balok-balok persegi ke dalam lubang persegi). Perspektif lain yang menyebabkan orang terjebak adalah kepercayaan mereka terhadap tidak kreatif adalah "ketakutan untuk gagal." Sebagai seorang anak, dan menjadi dewasa muda - khususnya di Indonesia selama beberapa dekade terakhir - Anda mungkin terpatrikan bahwa menjadi salah atau melakukan kesalahan adalah final. Setelah Anda melakukan kesalahan, Anda sudah selesai, permainan berakhir, Gagal kelas dan takut tidak mendapatkan pekerjaan yang sempurna. Lalu anda membawa hal itu semua ke dalam kehidupan anda dengan mempersepsikan, Anda seolah runtuh dalam kegagalan. Namun saat kita tumbuh dewasa dan menjelajahi dunia kita mulai menyadari bahwa itu tidak sepenuhnya benar. Ya, ada kalanya gagal akan menjadi akhir yang mengerikan, Namun itu baik untuk mengatakan bahwa kegagalan adalah sebuah proses daripada Anda tidak membuat kesalahan sama sekali, Karena dari kesalahan kita bisa belajar darinya, dan melanjutkan proses yang tertunda. Sebagian besar hidup anda adalah Masalah itu sendiri, maka Anda sendiri harus membuat solusi yang praksis, dan itupun adalah Kreativitas. Jadi tidak ada orang yang menyatakan dirinya tidak bisa Kreatif. Sayangnya, karena keyakinan bahwa gagal adalah suatu hal pengalaman yang mengerikan, banyak orang tidak bisa menerima bahwa mengeksplorasi diri adalah hal yang normal. Mereka terlalu takut untuk mengeksplorasi. Mereka memiliki pertanyaan atau ide yang muncul di kepala mereka namun mereka sampingkan, hanya karena mereka menerima begitu saja dengan apa yang mereka ketahui, lalu mengerjakannya sebagai solusi. Ini merupakan ketakutan yang tertanam dalam pemikiran mereka, sehingga menyebabkan begitu banyak orang meyakini bahwa mereka tidak kreatif. Tapi siapa pun bisa menjadi kreatif. Diperlukan usaha untuk menjadi kreatif, dan bagi banyak orang akan memakan banyak waktu juga, Namun itu tidak berarti menutup kemungkinan untuk tidak ada. Melanggar kunci psikologis untuk mematahkan kepercayaan bahwa mereka tidak bisa menjadi kreatif adalah langkah pertama dalam membantu mereka melihat bahwa mereka bisa untuk berkreatif. Let's Enjoy with Your Idea

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun