Mohon tunggu...
Agnan Zakariya
Agnan Zakariya Mohon Tunggu... profesional -

Work involves play, elevating the everyday to a special status, and a hearty enthusiasm for nonsense and alogical thinking.\r\n\r\nThe last song at www.zakariyasoewardi.co.uk

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

80 Tahun Orang Nomor Satu Kompas Gramedia

27 September 2011   03:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:35 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

[caption id="attachment_133475" align="aligncenter" width="643" caption="Jakob Oetama Dulu dan Sekarang | Kompas.com "][/caption]

Ada yang tidak kenal dengan Jakob Oetama..? saya geli kalau ada orang yang tidak mengenal beliau. perjalanannya merajut nusantara bersama perusahaan yang di bangunnya dengan Petrus Kanisius Ojong atau Auwjong Peng Koen lahirlah semangat baru media pemberitaan yang bernama Kompas. Selasa, 27 September 2011 ini Jakob Oetama genap berusia 80 tahun. Pencapaian usia panjang ini patut disyukuri oleh keluarga dan kerabat dekat khususnya, serta karyawan Kompas Gramedia umumnya, mengingat pada usia sepuluh windu ini Jakob masih tetap dalam kondisi sehat dengan pikiran yang tetap cemerlang. Tidak dapat dipungkiri, fisik Jakob menuju ringkih, akan tetapi tidak demikian dengan pikiran dan pandangannya; selalu muda, segar dan mencerahkan. Saat Jakob berbicara di depan para karyawan Kompas Gramedia dalam berbagai kesempatan, khidmat selalu didapat. Bukan karena semata-mata penghormatan kepada sosok pendiri perusahaan yang mengakar ini, lebih karena tutur kata dan bicaranya selalu bernas, berisi, dan baru (novel). Memulai karir sebagai guru sekolah menengah pertama di Jakarta awal tahun 1950-an, Jakob terjun ke dunia jurnalistik saat ia menjadi redaktur Mingguan Penabur tahun 1956, berlanjut mendirikan majalah Intisari tahun 1963. Bersama PK Ojong, dua tahun kemudian Jakob menerbitkan Harian Kompas untuk pertama kalinya 28 Juni 1965. Sepeninggal Ojong, Jakob meneruskan Harian Kompas sehingga mencapai puncak kejayaannya di bisnis harian cetak, hingga saat ini. Jakob adalah orang yang merasakan benar pasang-surutnya Harian Kompas, khususnya setelah Kompas mengalami pemberangusan pada masa Soeharto berkuasa tahun 1978. Pemberangusan Harian Kompas memberi pelajaran tersendiri, sekaligus konsekuensi kehati-hatian yang tinggi yang tercermin lewat judul berita yang tidak provokatif. Pihak luar menyebut sinis Kompas tengah mempraktikkan “jurnalisme kepiting”, jurnalisme yang menunggu kesempatan mencapit tetapi diam jika terkena hardikan. Rupanya gaya yang menjadi sindirin pihak luar itulah yang terus dipraktikkan Jakob sebab baginya menyelamatkan ribuah karyawan dan keluarganya jauh lebih berarti daripada memenuhi selera gagah-gagahan, tetapi hanya sekali hidup setelah itu mati. Jakob pada usianya yang mencapai 80 tahun hari ini, tetap semangat bekerja karena falsafah yang ditanamkannya adalah “bekerja adalah ibadah”, sebagai perluasan makna “Ora et Labora”. Maka tidak aneh jika Jakob tetap menyampaikan pidato tanpa teksnya yang bernilai saat syukuran lahirnya KompasTV beberapa pekan lalu. Jakob sendirilah yang menancapkan tonggak baru di lingkungan Kompas-Gramedia, bahwa Kompas tidak lagi sebuah “Newspaper”, tetapi sudah mewujud menjadi “Newsbrand”. Artinya, sebagaimana selalu ditekankan Jakob, konten Kompas tidak melulu hadir dalam bentuk print (cetak), tetapi juga dalam bentuk online, video, dan sejumlah aplikasi seperti iPad, PlayBook atau Android. Pada usianya yang ke-80, Jakob masih berkesempatan menyaksikan metamorfosa “Newspaper” menjadi “Newsbrand” tersebut. (PEP) (source : www.kompas.com) [caption id="attachment_133478" align="aligncenter" width="643" caption="kerja seorang wartawan tempo dulu | kompas.com"][/caption] [caption id="attachment_133479" align="aligncenter" width="666" caption="Bintang Mahaputra Utama disematkan oleh Alm. Pres. Soeharto pada tahun 1973 | Kompas.com"][/caption] [caption id="attachment_133480" align="aligncenter" width="666" caption="Konfederasi Wartawan ASEAN | kompas.com "][/caption] [caption id="attachment_133481" align="aligncenter" width="695" caption="ditengah-tengah rapat Pers dan DPR | kompas.com"][/caption] [caption id="attachment_133482" align="aligncenter" width="703" caption="Menjadi saksi sebuah kasus Pers | Kompas.com"][/caption] [caption id="attachment_133483" align="aligncenter" width="672" caption="Pidato Umum saat mendapat gelar Doktor HC dari UGM | kompas.com"][/caption] [caption id="attachment_133484" align="aligncenter" width="684" caption="bercengkrama bersama sahabat, Alm. Rosihan Anwar | kompas.com"][/caption] [caption id="attachment_133485" align="aligncenter" width="686" caption="The Big Decision Maker in Kompas Gramedia | kompas.com"][/caption] [caption id="attachment_133486" align="aligncenter" width="682" caption="Ulang Tahun yang ke-79 | kompas.com"][/caption]

Jakob Oetama adalah Pemimpin Umum Harian Kompas Group dan Chief Executive Kompas-Gramedia, Universitas Gadjah Mada dengan resmi memberinya anugerah kehormatan gelar Doctor Honoris Causa di lapangan komunikasi. Dia adalah salah satu jurnalis hebat di negeri ini, karya-karya mempersembahkan gaya jurnalisme yang damai, pers yang membuka cakrawala, benar-benar modern, bertanggung jawab, non-partisan, dan memiliki perspektif jauh ke depan. Dalam pidatonya saat mendapatkan gelar doktor honoris causa (HC), ia berpendapat bahwa Jurnalisme dengan makna adalah hal yang dibutuhkan bangsa sebagai panduan untuk memecahkan masalah kritis bangsa ini. beliau bahkan menanggalkan gaya jurnalismenya yang khas itu dengan nama journalism''meaning.'' Gaya jurnalisme yang artinya, konsisten telah berupaya untuk mewujudkan hati nurani pembaca tentang perlunya bangsa ini untuk menghilangkan nilai-nilai primordial dalam hubungan antarmanusia dan antara kelompok-kelompok, menumbuhkan etika dan moral seingga menanamkan demokrasi yang berkeadilan dalam masyarakat berbangsa. beliau adalah penerima gelar doktor kehormatan ke-18 yang UGM berikan. seorang sosok jurnalis yang sangat luar biasa, mejadi sosok yang harus di teladani dan di contoh kaum muda. selamat ulang tahun bapak jakob oetama, setiap karyanya memotivasi anak bangsa seperti kami.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun