Mohon tunggu...
Agnan Zakariya
Agnan Zakariya Mohon Tunggu... profesional -

Work involves play, elevating the everyday to a special status, and a hearty enthusiasm for nonsense and alogical thinking.\r\n\r\nThe last song at www.zakariyasoewardi.co.uk

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Manusia dan Kebebasan

2 Juni 2011   09:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:57 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

kemisterian hidup adalah sesuatu yang bisa membuat kita menjadi seseorang yang sebenarnya terkaget-kaget. janganlah membahana dalam hidup adalah dinamisasi hidup yang serba misterius. inti dari tulisan ini adalah keterbukaan tirai-tirai misteri yang demi lembarnya kita sambangi satu persatu, yakin kan pembaca tidak perlu menebak-nebak dengan apa yang sedang kalian baca ini, karena atmospher dari membaca tulisan ini bukanlah untuk di kritisi, tapi untuk dirasakan dan dibaca saja lah. hanya itu!

Sebuah karakter yang sangat fluktuatif itulah diri kita dengan semua misteri di sekeliling kita. satu bentuk dalam karakter manusia yang sangat sulit di urai memburai dalam sudut waktu, obsesif, tidak karuan, tidak sabaran, keego-egoan, ketidak biasaan, ketidak mampuan karena cuma hanya yakin dengan "ketidak mampuan", keinginan, kesabaran, keragu-raguan, ke"menyek-menyekan" seakan dunia runtuh dikala nasib negatif menghujat habis-habisan, keterbablasan seakan hidup memberikan keterbaikan dalam era nya sehingga terus menerus di butakan dengan keasikan, yang semuanya YAKIN pada kala mati datang semua berhenti "tok" pada jam yang terus berputar, ternyata waktu masih bergulir tenang saja, santai saja, senyum saja, nangis saja. tapi maaf untuk anda di kala mati menghampiri sampai disini saja cerita nya, nanti bersambung di lain waktu lah ya pada keadaan dan kondisi yang ditentukan, ingat yang sudah di pertaruhkan di waktu kala hidup, apakah "berjudi" di rollet kehidupan itu sudah anda putar seterdemikian hingga keputusan peluru nya hinggap di nomor yang anda inginkan untuk di tukar di nanti, semoga anda beruntung.

Yakinkan, yakinkan, yakinkan kita sejiwa seraga satu tumpuan satu tujuan fokus pada misteri untuk tidak menyetujui pembangkangan kretinisme pada pikiran. lepaskan pada ideologi "manusia dan kebebasan" man & freedom. namun bersuka jangan sampai beria-ria. Fokus adalah utamanya berencana dengan sistematisasi berupa kerangka acuan itu modalnya. Nampak jelas pada kekisruhan-keksiruhan zaman dewa, semua ingin jadi dewa, semua serasa dewa, serasa al-masih di malam bolong, meng-kretinisme orang dengan plural tanpa ragu dan keterbasa-basian. Zaman yang sangat nyaman, oh indahnya dan kita mesti suka. Wajar saja semua seterdemikian kuadrat berlarut dalam es cendol yang di sedot makin lama makin basi, harus meratap saja saat dilempar batu-batu kerikil tandus kemuka – muka yang awam, mencar-mencir diarahkan sana- sini. Kisruh sayang, seakan ingin sendiri saja, diselimuti melankolis jiwaisme yg lengket. berdiam saja menikmati selimut dan bantal di kamar tanpa menoleh atau menilik sedikitpun nasib - nasib yang kepanasan sambil melongo, di injak-injak kala makan seremeh bulir nasi, di kobok-kobok debu dan asap bak manisan pala di minumannya kala itu, lezat.

Menatap semua itu di barisan kota, lebih baik pulang ke kampung dimana ramah tamah keideologian masih kental untuk saling bahu mambahu, tanya menanya tanpa curiga, meminta kasih tanpa ingin di bantu, dan menjenguk karena kesadaran itu tetanggaku.

Tuhan memang mulai curiga pada kita di akhir kala zaman misterius, sepertinya peta dewa mulai menunjuk kompas yang benar, kala air di simbah memercik air-air mata, maka pesan selamat tinggal kutulis disini di dunia. Barangkali ada waktu silahkan mampir di gubuk misteri di alam tak wajar sana, semua ada titahnya walau semu, tapi semua sudah ada jatahnya tergantung judi di kala "rollet-rollet" tadi di putar tergantung suasana usaha jiwa, yang penting nerimo.

Selamat jalan yang sudah-sudah, tak ada bahasa yang di cerita di kala yang sudah meninggalkan kita semua, yang fasih di kala hidup tak ada sebisik helai angin yang berbicara. Pagi-pagi sudah meninggal, yang sudah - sudah ya sudahlah, ucap nerimo saja. barangkali masih ada misteri di hidup ini adalah sepersekian detik yang datang kita akan seperti apa? tak ada modal yang bisa berprasangka jelas, walau setan-setan ada yang kalian panggil, niscaya si setan juga gebleg. maunya di bodohin si setan. ah lagi-lagi berfantasi tanpa usaha ya kosong, akhir kata bibir ucapkan via ketikan : “man & freedom.” – Agnan Zakariya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun