Banyak yang tidak menyadarinya sehingga menganggap bergibah adalah hal yang biasa dan untuk menghidupkan serta menambah pertemanan.Â
Mereka pun tidak menyadari apa yang mengintai kehidupan mereka ketika mereka membenci orang yang tidak memiliki kesalahan kepadanya yaitu kehancuran hingga pada titik dasar kehidupannya. Mengapa demikian?
Energi yang terendah menyeret seseorang kepada level kehidupan yang paling bawah hingga pada level 20 Hz dan sungguh perbuatan yang sia-sia.
Mendengki sama halnya dengan membunuh diri sendiri secara perlahan. Gelisah dengan takdir dan nasib orang lain yang sebenarnya berkah dari pola positif yang mereka ciptakan sendiri.
Namun, orang-orang yang negatif selalu menampik dan melihat kekurangan orang lain sebagai hiburan baginya layaknya seekor mata lalat yang senang dengan aroma yang bau namun tidak mampu menjadi seekor lebah yang selalu mencari bunga dan mencium hal yang baik di diri orang lain.
Mereka juga tidak menyadari kehidupan mereka tergerogoti oleh perilakunya sendiri dengan mulai merosotnya ekonomi dan hal lainnya. Tetapi, apa sebabnya?
Seperti yang tertulis di atas bahwa rezeki akan mengalir ketika kita ada di level emosi positif yaitu energi positif (zona ikhlas) atau love, unsur kasih sayang yang ada di dalam hatinyalah yang mampu meningkatkan rejekinya.Â
Rejeki adalah hal yang baik dan akan mendekati orang-orang yang mengeluarkan getaran yang baik ke alam semesta ini. Baik akan mendekati baik demikian pula sebaliknya, yang tidak baik akan berkumpul dan bertemu dengan yang seenergi dengannya, kesulitan akan selalu mendekati orang yang selalu gemuruh hatinya melihat kebahagiaan dan kelebihan orang lain.
Kebahagiaan adalah pilihan, bukan takdir sehingga kita tidak harus membenci orang yang memiliki kehidupan yang lebih baik dari kita.
Ketika kita memanjatkan doa dalam keadaan hati yang mendengki sudah barang tentu doa akan tertolak, karena Allah SWT hanya menerima yang baik-baik, bukan sebaliknya.