Toksik selalu ada di mana-mana, memulai untuk terbiasa hidup berdampingan dengan toksik, dengan cara meningkatkan daya tahan jiwa. Tidak hanya tubuh yang harus memiliki kekebalan tubuh, jiwa juga demikian. Bila lahir dan batin memiliki kekebalan maka semua dapat teratasi.
Sahabat penulis bercerita tentang lingkungan kerjanya yang penuh dengan toksik dan membuatnya tidak betah berada di lingkungan tersebut. Saat ia masuk kerja, teman toksiknya mulai kasak kusuk berbisik dan menyebarkan virus kepada yang lainnya dan ada yang percaya, ada yang tidak percaya. Namun yang tidak percaya akan dimusuhi oleh teman kerjanya yang lain.
Saya katakan padanya tingkatkan daya tahan jiwa, dia bingung dan bertanya bagaimana caranya? Sebenarnya apa yang terjadi dengan teman toksik tersebut, mengapa mudah sekali orang percaya dengan cerita yang hanya berdasarkan katanya? Dan bagaimana menyikapi lingkungan toksik itu?. Berikut penjelasannya:
Ada Apa Dengan Teman ToksikÂ
Teman toksik tersebut sebenarnya tidak memiliki jiwa yang besar terhadap kemungkinan kelebihan yang ada didiri orang lain. Individu itu tidak menyadari bahwa setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan. Bahkan dirinya sendiri pun memiliki kelebihan yang tidak dikenalinya.
Tidak mengetahui diri sendiri ini menyebabkan ia menjadi iri dan dengki terhadap kelebihan orang lain, baik itu secara fisik, kecerdasan dan cara bersosialisasi. Sehingga ia hanya menyoroti orang lain yang memiliki kelebihan dan mencari kekurangan orang tersebut agar seimbang. Bila ia dapat menemukan kelebihan yang ada didirinya sendiri, ia tidak akan pernah melakukan itu.
Toksik itu racun yang berisi kedengkian dan mengandung virus jiwa. Dapat merusak diri sendiri dan terus menyebarkan virus itu di mana pun dia berada. Otomatis membuat penyakit kepada orang lain.
Mereka juga tidak menyadari yang menjadi pembawa dan menularkan virus jiwa itu adalah yang memiliki virus dan yang mendengarkan, bukan korban gosipnya. Namun bila korban gosip tersebut memasang telinga dan matanya (menyambut) gosip tersebut, virus itu juga dapat menyerang psikisnya. Perlunya mengabaikan informasi negatif untuk menjaga imunitas jiwanya.
Virus pada tubuh memasuki fisik manusia, melalui hidung, mulut dan tangan, virus jiwa masuk melalui mata dan telinga. Ketika individu tidak memiliki kekebalan jiwa maka virus tersebut mudah sekali masuk dan menetap di-dalam jiwa dan sulit untuk keluar bila tidak dibantu dengan meningkatkan imunitas jiwanya.
Mengapa Mudah Sekali Manusia PercayaÂ