untuk kesekian kalinya,
angin berdesir memainkan moonlight sonata
ah, sungguh alunan melankoli yang melarutkan rasa
adagio sostenuto, mengalun dengan pelan - sangat pelan
begitu lirih, begitu indah - keindahan yang membuai imaji
serupa cahaya purnama yang bersinar terang
terpantul di atas riak danau yang tenang
sesaat alunan allegretto menari dengan riang
hanya sesaat, seakan kebahagiaan singgah lantas berpaling
presto agitato, gerak jemari angin meliuk di udara
memainkan tempo kian cepat, semakin cepat
menghentak, kian menghentak tak terkendali
bagai debur perasaan yang dihantam ombak
kekecewaan yang memuncak, menggelegak
tumpah setampuk amarah, pecah membuncah
: selayak luka yang tersayat, perih terkoyak
oh, inikah simfoni duka
yang mengalun dikeheningan tanpa jeda
dan aku pun bertanya kepada angin,
‘duhai, siapa gerangan yang sedang meratap kehilangan?'
.
Zahra, 260214
.
#Terinspirasi dari Piano Sonata no.14 atau lebih dikenal dengan nama Moonlight Sonata karya Beethoven
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H