/1/
dia perempuan,
telah melahirkan anak-anak puisi
dari rahim kata-kata
apakah kau mengenalnya?
apa kau pernah mengunjungi rumah batinnya?
/2/
mungkin,
diam-diam kau pernah singgah barang sejenak,
menyusuri beranda hatinya yang bagai labirin
hingga membuatmu terpaku dalam senyap
saat memasuki sebuah ruang tersembunyi
yang dindingnya tersusun dari beribu puisi
/3/
dengan seluruh kata,
ia dendangkan syair keriangan
derainya memecah tawa di udara
bahagia berhambur dalam berjuta aksara
kala asa merekah serupa kelopak lotus
hingga membuat lengkung senyumnya sempurna
laksana bulan yang telah menjadi sabit
/4/
dengan segenap kata pula,
ia menyunting luka dalam separuh puisi
saat jiwanya terbenam dalam duka
terhempas bagai dedaun kering
reranting telah patah menjadi arang
sekejap menjadi abu, menjadi debu
dan kau lihat, diceruk matanya
menggenang setitik embun
/5/
dia perempuan,
hatinya ilalang di tengah savanna
rapuh, namun kuat menantang deru angin
meski kerap terkoyak diterkam terik yang meraja
.
Zahra, 090214
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H