Serangga yang  yang satu ini beberapa pekan terakhir telah menjadi primadona pembicaraan di masyarakat. Terlebih di masyarakat Surabaya, dan akhirnya lewat media masa telah merambah ke seantero negeri. Yups.. Dia adalah "Tomcat" atau yang memiliki nama ilmiah Paederus riparius. Entah apa sebabnya, tiba-tiba saja berita "penyerangan" Tomcat muncul begitu saja. Dan yang pertama kali di blow up adalah saat Tomcat itu muncul di salah satu apartemen di kota Surabaya dan akhirnya menjadi perbincangan hangat hingga dinas-dinas pemerintahan tertentu (Kesehatan dan pertanian) ikut kalang kabut dibuatnya. Tapi tetap saja ada yang aneh, kenapa media kok juga begitu "membesarkan" berita ini, yang tentunya bertepatan dengan sedang ramainya isu kenaikan BBM untuk masyarakat. Ada apa ya..???????? Hahaa... Kembali kita dibuat berpikirkan oleh media. Terus yang tak habis pikir buat saya adalah, dari dulu itu Tomcat sudah ada, dan malah telah menjadi teman para petani di desa-desa, terutama saat lagi musim tanam padi. Sebab, Tomcat ternyata juga membantu petani dalam membasmi hama, terutama lagi hama wereng. Makanya, ketika lagi banyak wereng di tanaman padi maka bisa dipastikan akan terlihat banyak pula Tomcat berkeliaran di batang tanaman padi. Atau jika lagi musim semai bibit padi, maka banyak pula di jumpai Tomcat. Dan satu lagi, begitu media masa memblow up bahwa cairan Tomcat begitu mematikan dan katanya lebih berbahaya dari bisa Cobra (ya memang klo dilihat dari segi konsentrasi dan jumlah gak papa sih..) itu juga membuat masyarakat awam langsung shok. Karena mindset mereka akan berfikiran, manusia klo kena bisa cobra kan bisa langsung meninggal, nah lho.. apalagi klo kena caiaran Tomcat???? Padahal, kita gak perlu repot-repot klo lagi lihat Tomcat, tinggal d sentil pakek jari satu aja dah kalah tu si Tomcat. Beda kan sama Cobra, mau anda sentil ya di patuk anda.... Jadi, melihat kondisi bahwa memang Tomcat itu tak seperti yang difikirkan orang awam. Maka saya merasa ada pihak-pihak tertentu yang sengaja membesar-besarkan berita ini. Dan tentunya apalagi kalo bukan untuk menutup-nutupi berita lain agar tersamarkan... Hayooooo..... Karena kita tahu sendirkan pemerintah itu tangannya banyak, bukannya su'udzan dengan pemerintah. Tapi saya melihatnya di balik suatu keputusan pemerintah yang lebih banyak merugikan masyarakat pasti dibarengi berita-berita lain atau pengungkapan kasus lain yang menurut saya akan mengaburkan berita utamanya tersebut. Bisa jadikan berita-berita tersebut memang disengaja untuk mengalihkan perhatian masyarakat mengenai kenaikan harga BBM. memang benar-benar terlalu....!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H