Mohon tunggu...
Muhamad Zainus Sholikhin
Muhamad Zainus Sholikhin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Desain

Selanjutnya

Tutup

Financial

Prospek Bank Syariah Kedepannya

28 Mei 2024   21:41 Diperbarui: 29 Mei 2024   10:20 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

       Sekarang ternyata bisnis model bank syariah kasih margin keuntungan yang lebih besar dibandingkan bank konvesional dan surprisingly nya bank syariah indonesia jadi bank dengan NIM ( net interest margin) nomer 3 di Indonesia. Seperti yang kita tahu bank syariah tidak mengenal sistem bunga bank tapi bagi hasil atau nisbah. BSI mengambil margin yang tebal banget dan jelas ini menarik buat para pemegang sahamnya dan gak heran kalau BRIS yang dulu BRI syariah lalu berubah menjadi BSI bank syariah indonesia.

        Melihat data bank indonesia untuk pertumbuhan pembiayaan diperbankan syariah ini lebih tinggi dari pada kredit bank nasional, dan faktor-faktor yang mendukung pembiayaan ini seperti bank konvensional mempunyai banyak produk-produk dan produk itu sendiri dan produk itu sendiri sudah dimiliku oleh bank syariah bahkan banyak produk bank syariah yang sebetulnya memiliki produk produk yang tidak dimiliki oleh bank konvesional. Ini menjadikan satu daya tarik tersendiri dan bisa memberikan editfolio bagi nasabah nasabah itu sendiri, lalu kita lihat pelayanan bank syariahnya pun sekarang juga cukup maju, mereka juga bisa iku berpartisipasi dalam perkembangan digitalnya, jadi cukup banyak di perbangkan syariah yang digitalisasinya juga cukup maju lalu kita juga lihat sisi masyarakat tingkat kesadaran menggunakan produk syariah. Kita juga melihat pemerintah pun juga pelan pelan sudah mulai ikut membantu untuk mempercepat petrumbuhan perbankan syariah jadi keterpihakan itu juga mulai kelihatan  jadi cukup banyak faktor faktor yang membuat perbankan syariah itu bisa tumbuh lebih cepat dari pada bank konvesional.

         Memang kita lihat produk syariah ini adalah sebagai salah satu produk pilihan terhadap nasabah, jadi nasabah mau datang ke bank konvesional atau bank syariah tapi ini agen dalah sebuah produk dan belum ada terbayang bahwa ini akan lebih besar dibandingkan dari pada bak konvesionalnya. Di bank syariah juga melihat minat dari masyarakat terhadap pembiayaan syariah ini lebih tinggi dari pada konvesional, masyarakat indonesia kan cukup rasional jadi mereka melihat oh bisa mengikuti perkembangan zaman dengan adanya produ produk yang berbasis digital dan memberikan pelayanan dengan sama baiknya.

        Digitalisasi sebagai salah satu penopang terbesar pertumbuhan industri perbankan syariah, jadi apa yang dilakukan di bank konvesioanal itu harus juga dilakukan di bank syariah jadi bank syariah tidak pernah ketinggalan disisi digitalisasi, kita lihat semakin banya yang golongan anak muda dan namanya digitalisasi ini sudah hal yang haruslah.

         Kita tahu bahwa indonesia adalah salah satu negara muslim terbesar ini kalau daibandingkan dari negara lain untuk inkusi keuangan syariahnya mungkin masih kalah jauh lalu target yang dilakukan dari bank syariah untuk bisa setara dengan negara lain adalah harus berbagi bahan dengan pemerintah, bank syariah memastikan bahwa nasabah nasabah mau kita tawarkan dalam artian mendidik nasabah caranya itu bagaimana, lalu bank syariah harus berani untuk mengembangkan produk produk baru jadi tidak hanya mengikuti produk produk bank konvesional, karena dibank syariah sendiri di ciptakan suatu lingkungan dimana yang namanya perkembangan produk ini bisa jauh dari bank konvesional, jadi intinya harus masuk atau maju dalam komunitas komunitas muslim, bank syariah juga masih menghadapi sejumblah tantangan salah satunya meyakinkan para pemangku kepentingan bahwa keungan syariah tidak hanya ramah bagi umat muslim tetapi juga ramah bisnis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun