Allah tidak membiarkan gambarnya yang bersabar mendapat kerugian. Maka Allah akan memberikan yang jauh lebih baik bila seseorang telah kehilangan sesuatu dan sabar menghadapinya. Sebagaimana kisah yang dialami Abdurrahman bin Auf di atas.
Contoh lain yang dapat diambil hikmah dari kehilangan adalah pengalaman Imam Al Ghazali. Dulu, ia terbiasa mencatat ilmu yang didapatkan dalam bukunya, sehingga ia selalu membawa buku itu ke mana pun pergi, agar bisa diulang-ulang. Suatu waktu, ia bertemu dengan perampok yang menyita paksa buku tersebut. Ia tidak berdaya untuk mempertahankannya, sehingga kesedihan menyelimutinya.
Imam Al Ghazali lantas bangkit dan tidak lagi berfokus hanya mencatat ilmu yang didapatnya, tetapi mulai ditambah dengan menghafal, dan hasilnya jauh lebih menakjubkan. Ia bisa menguasai berbagai bidang ilmu dan berhasil menuliskan karya-karya yang fenomenal. Ternyata, kehilangan buku yang dialami Al Ghazali adalah momentum kebangkitan beliau.
3. Ketiga, Menjadikan Kita Lebih Bersyukur
Khalifah Umar bin Abdul Aziz mengingatkan kita, "Nikmat-nikmat Allah itu seperti binatang buruan. Agar tidak lepas, harus diikat dengan syukur".
Hal tersebut senada dengan janji Allah, bahwa bila kita bersyukur pastilah nikmat akan ditambah. Kalau sesuatu yang kita anggap berharga itu hilang, barangkali itu karena kita kurang bersyukur. Ini juga menjadi pengingat bagi kita, bahwa Allah mampu berbuat yang lebih daripada rasa kehilangan yang kita alami, kalau kita mengabaikan nikmat-Nya.
Demikian kira-kira yang dapat saya simpulkan dari buku Ya Allah, Saya Yakin Rencana-Mu Lebih Indah di bagian #Hikmah1. Semoga kita semua selalu diberikan kesabaran dan keikhlasan ketika kehilangan sesuatu yang berharga melanda. Diberikan kekuatan yang lebih untuk menjalaninya dan senantiasa diberikan jalan terbaik oleh Allah, Amin....
