BELAJAR DARI BANGSA HABASYAH
Oleh : Zainurrofieq
'Sesungguhnya di negri Habasyah terdapat seorang raja yang tak seorang pun didzaliminya, pergilah ke negrinya, hingga Allah membukakan jalan keluar bagi kalian dan penyelesaian atas peristiwa yang menimpakalian". Hadits nabi ini dapat dilihat dalam kitab Fathulbari (7;189).
Pada tahun kelima setelah kenabian atau tahun ketujuh sebelum Hijrah ke Madinah (Yastrib), Nabi Muhammad SAW memerintahkan sahabat-sahabat yang beriman untuk berangkat menemui Raja Najasi di Habasyah, sebagai upaya penyelamatan aqidah mereka yang terus mendapatkan terror dan perlakuan tidak baik dari kaum kuffar Quraish. Perjalanan tersebut dipimpin Utsman Bin Ma'zun.
Rasulullah sendiri memang tidak mendapatkan perlakuan terlalu keji seperti para pengikutnya karna rasul dilindungi Allah swt dan secara politis dijamin pamannya yaitu Abu Thalib.
Taktik dan strategi Rosul sangatlah cerdik, dimana saat itu dua bangsa besar yang layak dimintain suaka adalah Persia dan Romawi, namun Rasul malah mengarahkan agar para sahabat menyebrangi laut merah menuju Habasyah.
Hal ini ditopang karena posisi kemoderatan Raja Najasi tidak seperti Raja Roma dan Persia yang sangat protektif dan absolut pada masyarakatnya, disamping secara kesan, bangsa Habasyah lebih meyakini bahwa orang Makkah masih memiliki kesucian dengan cerita kegagalan Abrahah (salah satu gubernur Habasyah) diserang makhluk angkasa ketika ingin mengancurkan Kabah.
Selain itu karna memang juga Raja Najasi berhasil memberikan jaminan kepada Rasulullah untuk menjaga dan menghormati keyakinan kaum muslimin.
Berkat penjelasan Jafar Bin Abi Thalib tentang posisi Nabi Isya dan Maryam dalam ajaran dan keyakinan Islam, Raja Najasi berhasil mengusir orang Kufar Qureish yang sempat membenturkan (mengadudomba) antara Islam dan Nasrani, bahkan karna hubungan yang baik tersebut akhirnya raja Najasi masuk Islam dan ketika meninggal dunia Rasulullah sempat mensolat gaibkan raja Najasi.
Alhamdulillah, sampai Rasulullah dikabarkan pernah mendengar terumpahnya Bilal di Sorga, saking mendapat posisi yang baik dalam sejarah dakwah Islam.